Review Revell 1/144 F/A-18D Hornet

Revell 1/144 F/A-18D Hornet

Perkembangan teknologi begitu pesat, tapi mengapa sampai saat ini belum ada forward swept wing (FSW) fighter operasional?
Ternyata ini ada hubungannya dengan F/A-18 Hornet.

Review Hobbyboss 1/350 Akula

Hobbyboss 1/350 Akula

Tanpa Jepang dan Norwegia, mungkin proses kelahiran USS Virginia akan lebih sulit. Apa hubungannya yaa??

Review Bronco 1/350 Kilo

Bronco 1/350 Kilo

Russia dan Amerika punya strategi maritim yang berbeda. Amerika mengandalkan dominasi samudera Atlantik dan Pasifik untuk menjaga konflik jauh dari negaranya. Sementara Russia memanfaatkan luasnya wilayah dan sumber daya massif untuk menghabisi siapapun yang berani menginvasi. Kurang lebih biarkan musuh masuk jauh kedalam medan Russia yang luas dan berat, lalu potong jalur logistiknya. Sehingga kekuatan maritim Russia punya tugas pokok tambahan untuk mengganggu jalur logistik laut lawan, termasuk pada perairan dangkal.

Review Tamiya 1/48 P-51D Mustang


Tamiya 1/48 P-51D Mustang
Sudah nonton Dunkirk? Dalam film tersebut selain status senjata, navigasi, dan musuh, ada satu hal yang jadi perhatian utama pilot Spitfire, yaitu bahan bakar. Bahkan merubah ketinggian jelajah pun harus memperhitungkan efeknya terhadap konsumsi bahan bakar. Kondisi ini lazim ada pada single engine fighter pada masa itu, dan mungkin sampai sekarang. Agar lincah, fighter hanya dibekali bahan bakar secukupnya. Sementara mesin performa tinggi milik fighter cukup rakus bahan bakar. Hasilnya single engine fighter pada masa itu punya jarak dan edurance cukup rendah.

Review Tamiya 1/48 Swordfish floatplane

Tamiya 1/48 Swordfish floatplane

Fairey Swordfish adalah salah satu sistem senjata yang membuktikan bahwa keberhasilan lebih ditentukan oleh man behind the gun. Pada Swordfish man behind the gun tidak sebatas awak pesawat, tapi juga semua pendukungnya seperti maintenance crew sampai ke para komandan yang memberikan misi yang tepat bagi pesawat ini.

Review Revell 1/72 F-22 Raptor

Revell 1/72 F-22 Raptor
Sejak awal kelahirannya, F-15 adalah pesawat yang luar biasa. Namun belum apa-apa, USAF sudah memprediksi pesawat hebat ini akan ketinggalan jaman pada abad 21 dan sejak awal sudah dipersiapkan penerusnya. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan radar dan rudal yang begitu cepat. Target tidak hanya bisa dideteksi, tapi juga akan bisa diidentifikasi dari jauh. Lawan atau kawan akan bisa diketahui pada jarak BVR. Sistem propulsi terbaru seperti ramjet akan meningkatkan jarak dan end game maneuverability rudal BVR secara signifikan. Sistem komputasi yang makin cepat dan kecil membuat rudal semakin sulit ditipu dengan ECM atau counter measures lainnya. Singkatnya pertempuran udara diprediksi akan terjadi di jarak BVR. Fighter yang bisa mengunci musuh terlebih dahulu akan mendapat keuntungan besar pada jarak ini. Solusinya adalah fighter yang sulit dideteksi musuh terutama via radar, tapi bisa mendeteksi musuh lebih awal dan membawa cukup arsenal rudal jarak medium. Atau istilah kerennya first look, first shoot, first kill. Semua requirement diatas diintegrasikan dalam proyek ATF yang berujung pada F-22 Raptor.

Review BBB 1/700 PE set for Hayabusa class

BBB 1/700 PE set for Hayabusa class
Aoshima 1/700 Hayabusa class

Aoshima cukup sukses menangkap bentuk unik Hayabusha class pada skala 1/700 hanya dengan injection molding styrene. Masalahnya beberapa detail seperti railing dan antenna terlalu tipis di 1/700 untuk dicetak dengan plastik. Dan sayangnya Aoshima juga tidak menyertakan antenna navigation radar OPS-20 dan sepasang senapan mesin 12.7mm. Kekurangan tersebut bisa dikoreksi dengan scratch building dan mengambil parts dari aftermarket set untuk kapal 1/700 yang banyak ada di pasaran. Untungnya Big Blue Boys menyediakan jalan pintas untuk membuat Hayabusa class skala 1/700 super detail hanya dengan sebuah PE set khusus. PE set tersebut berisi sebuah PE fret besar dan 5 komponen logam untuk laras meriam utama dan tabung rudal SSM-1-B.

Review Tamiya 1/35 Challenger 2

a Tank with Kung Fu punch
Tamiya 1/35 CR2
Pukulan Kung Fu, Silat, dan bahkan Karate berbeda dengan pukulan bela diri barat seperti Tinju. Bagi mata yang tidak terlatih, pukulan bela diri timur pun terlihat menyedihkan. Saat diukur dengan instrumen modern pun pukulan tersebut tidak membawa momentum istimewa. Pukulan tersebut juga tidak terlihat menghantam sasarannya dengan keras seperti pukulan Tinju, tidak terlihat kerusakan signifikan di sisi luar. Tapi jangan salah, energi pukulan dialirkan dengan sangat efisien ke organ dalam. Lawan besar dan berotot tebal pun bisa tunduk hanya dengan satu pukulan yang terlihat lemah tadi.

Review Tamiya 1/700 E class destroyer

Tamiya 1/700 E class destroyer

E class adalah tipe destroyer RN dengan kemampuan anti kapal selam cukup bagus. E-class juga punya sedikit persenjataan anti kapal berupa 4 meriam utama 120mm dan sepasang quad torpedo launcher. Sepasang senapan mesin quad 12.7mm  juga tersedia untuk pertahanan udara.

Review Tamiya 1/700 IJN Auxiliaries

Tamiya 1/700 IJN Auxiliary vessels

Pada WWII, IJN memiliki monster laut raksasa seperti battleship Yamato. Namun apakah dengan battleship saja sudah cukup untuk memenangkan pertempuran laut? Bisa jadi, tapi dengan pilihan strategi yang benar-benar terbatas. Battleship raksasa seperti Yamato mampu melontarkan peluru 46cm diluar jangkauan meriam musuh, dan armor nya mampu bertahan dari gempuran meriam lawan. Tapi ancaman tidak hanya datang dari permukaan, di bawah laut juga ada kapal selam dan ranjau laut yang mematikan. Battleship seperti Musashi, dan bahkan destroyer sekalipun berukuran terlalu besar untuk menghadapi serangan bawah laut tersebut. Disitulah peran kapal pendukung seperti mine sweeper dan sub chaser. Kapal seperti ini tidak memiliki arsenal meriam kuat seperti kapal kombatan lainnya. Tapi mine sweeper dan sub chaser berukuran kecil, dilengkapi sensor dan persenjataan yang sesuai untuk menetralisir ancaman bawah air secara efektif. Selain itu IJN juga didukung kapal mine layer, berguna untuk menutup jalur laut, membuka banyak memungkinan taktik.

Review Revell 1/144 Eurofighter Typhoon twin seater

Revell 1/144 Eurofighter Typhoon twin seater

Untuk sebuah pesawat keluaran terbaru yang cukup terkenal, ternyata informasi tentang Eurofighter Typhoon twin seater cukup sulit dicari. Typhoon dibekali beragam sensor seperti radar CAPTOR, IRST PIRATE, dan sistem pertahanan elektronik DASS. Namun pilot tidak akan kesulitan mengolah semua informasi diatas berkat sistem komputer pintar yang mampu memfilter, mengintegrasikan, dan menampilkan informasi terpenting. Pengendalian pesawat sangat terbantu sistem HOTAS dan FBW cerdas yang menjaga pesawat tetap dalam flight envelope walau sedang ber-manuver ketat. Sistem sekunder juga bisa diakses dengan mudah berkat direct voice input. HMS tersedia untuk memberikan informasi terpenting kepada pilot kapan saja sekaligus membantu pembidikan senjata. Singkatnya semua sistem ini dirancang agar Typhoon bisa menjalankan semua misi hanya dengan satu pilot.

Review Tamiya 1/700 IJN Akatsuki

Tamiya 1/700 IJN Akatsuki

Saat mendengar nama Akatsuki, mungkin akan terbayang musuhnya Naruto. Tapi setelah mempelajari tentang destroyer ini lebih jauh, sepertinya cerita Akatsuki lebih dekat ke film Fast Furious. Penasaran hubungannya apa? Silahkan baca artikel berikut.

Review: Trumpeter 1/144 F-14D Tomcat

Trumpeter 1/144 F-14D Tomcat

Sekedar ide untuk film Top Gun 2

Pekembangan teknologi pesawat seperti stealth, rudal BVR, dan high off boresight imaging infrared missile membuat dogfight menjadi kuno. Disain fighter dan pelatihan pilot diarahkan untuk mengoptimalkan keunggulan teknologi diatas. Fighter masa depan US NAVY, F-35C bahkan tidak dilengkapi kanon internal. F-35C didisain untuk menembak jatuh musuh sebelum terdeteksi dengan rudal jarak medium AMRAAM. Musuh yang masuk ke jarak dekat bisa ditangani dengan AIM-9X yang bisa dikunci hanya dengan mengarahkan pandangan ke musuh tanpa perlu susah payah manuver. Seni dogfight untuk menembak jatuh musuh dengan kanon tidak lagi menjadi prioritas utama pada pelatihan pilot (ceritanya).

Review Hobbyboss 1/700 Oscar II

Hobbyboss 1/700 Oscar II

Armada kapal induk nuklir US NAVY punya kekuatan massif. Puluhan pesawat kombatan tersedia untuk melakukan beragam misi seperti air superiority, interdiction strike, reconnaissance, dll. Kapal induk nuklir bisa memproyeksikan kekuatan tidak hanya di laut, tapi jauh ke daratan, jauh kedalam territorial sebuah negara. Namun Amerika harus membayar sangat mahal untuk kemampuan ini. Harga kapal induk nuklir sangat mahal, biaya operasional selangit, dan perlu diawaki ribuan orang. Belum lagi asset strategis tersebut harus dikawal oleh armada cruiser, destroyer, dan kapal selam. 

Uniknya, Soviet sebagai seteru terbesar Amerika tidak berniat menandingi kehebatan armada kapal induk nuklir US NAVY. Soviet bahkan tidak punya satupun kapal induk nuklir, hanya dilengkapi beberapa kapal induk konvensional saja. Sebagai gantinya Soviet mengembangkan berbagai jenis Anti Ship Cruise Missile (ASCM) raksasa, berukuran lebih besar dari rudal serupa milik barat karena memang bertujuan untuk melumat kapal induk. Tersedia ASCM untuk diluncurkan dari bomber, kapal permukaan (bahkan kapal induk Soviet dilengkapi sederet tabung raksasa peluncur ASCM), dan juga kapal selam.

Review Orochi 1/35 M3 Bradley

Orochi 1/35 M3 Bradley

Bradley seharusnya menjadi penerus M113 dengan kemampuan lebih baik. Peningkatan kemampuan paling terlihat di sisi daya gempur dalam bentuk two man turret. Turret tersebut diawaki oleh commander dan gunner, driver seperti biasa ditempatkan di hull bagian depan. Turret Bradley dilengkapi kanon Bushmaster kaliber 25mm ditambah senapan mesin koaksial 7.62mm. Kaliber boleh jadi hanya 25mm, tapi sistem suplai munisi kanon tersebut mampu berganti jenis peluru dengan cepat. Hal ini meningkatkan fleksibilitas Bradley menghadapi soft target ataupun armor ringan. Tank musuh bahkan bisa dihadapi dengan sepasang rudal TOW yang siap diluncurkan dari tabung di samping turret. TOW bisa diisi ulang oleh awak dengan rudal cadangan di dalam kabin. M2 dan M3 secara fisik cukup sulit dibedakan. Perbedaan utama ada pada perannya, M2 sebagai IFV untuk membawa infantri sedangkan M3 CFV sebagai pengintai pasukan kaveleri. Layout kabin M3 dioptimasi untuk membawa lebih banyak peluru dan rudal TOW sehingga hanya bisa membawa 2 awak tambahan. Firing port untuk menembakkan M16 di sisi hull juga dihilangkan pada M3.

Review Pitroad 1/700 JMSDF Myoko

Pitroad 1/700 JMSDF Myoko

JMSDF Myoko adalah salah satu dari 4 kapal AEGIS destroyer Kongo class. Dilihat sepintas kapal ini sangat mirip dengan Alreigh Burke class, karena memang dikembangkan dari AEGIS destroyer milik US NAVY tersebut. Seperti Burke, superstructure Myoko didominasi 4 panel antenna radar besar. Setiap panel sebenarnya terdiri dari banyak elemen antenna. Setiap elemen meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan fase dan amplitudo masing-masing, dikontrol oleh komputer. Superposisi gelombang dengan fase dan amplitudo berbeda menghasilkan pola interferensi yang unik. Dengan setting yang benar gelombang radio akan saling memperkuat di satu arah tertentu dan saling menghancurkan di arah lainnya. Hasilnya adalah radar beam tajam yang bisa diarahkan dengan cepat dan fleksibel, dikendalikan secara elektronik oleh komputer. 4 panel antenna radar tidak perlu diputar, cukup dipasang mati di 4 sisi superstructure.

Review Trumpeter 1/350 Type 23 Frigate

Trumpeter 1/350 Type 23 Frigate

Frigate Type 23 adalah kapal kombatan kecil yang dijejali segudang senjata. Dari halauan ke buritan dipenuhi meriam 4.5in, array VLS Sea Wolf, 2x4 Harpoon launcher, beragam kaliber senapan mesin, dan Stingray torpedo launcher. Di belakang juga tersedia hangar dan helipad untuk mengoperasikan sebuah heli maritim bersenjata torpedo dan rudal. Semua sistem senjata tersebut bisa menghantam target dari jauh dengan akurat berkat serangkaian radar dan sonar terbaru. Hasilnya Type 23 adalah kapal multi-misi yang mampu menghadapi ancaman bawah air, permukaan, dan udara.

Review : Tamiya 1/35 PAK40

Tamiya 1/35 PAK40

Fire power, armor, dan mobilitas menjadikan tank sebagai sistem senjata yang efektif. Namun tank bukanlah sistem senjata yang tidak terkalahkan. Ada beberapa sistem senjata yang lebih sederhana, murah, dan kecil yang mampu menetralisir tank berat sekalipun dengan efektif. Pada WWII salah satu sistem senjata yang perlu diwaspadai awak tank sekutu adalah meriam anti tank PAK-40 milik Jerman.

Review : Airfix 1/48 Jackal

Airfix 1/48 Jackal 

Real men use three pedals, or is it?

Si Bro              : Real men use three pedals bro, lu naek apa?
Jackal crew      : Gw naek matic brow
Si Bro              : wkwkwkwkwkwkwk
Jackal crew      : Matic gw 7.6 ton, 4WD
Si Bro              : Appaa
Jackal crew      : Bisa ngebut di medan apapun
Si Bro              : Appaaaaaaa
Jackal crew      : Biasa gw bawa jauh ke belakang garis pertahanan musuh
Si Bro              : Appaaaaaaaaaaaaaa
Jackal crew      : Gak pake cabin armor pula
Si Bro              : *pingsan sambil mulut berbusa

Review: Airfix 1/350 Type 45 Destroyer

Airfix 1/350 Type 45 Destroyer
a Pure Air Defense Destroyer

Perang laut terjadi di jarak jauh dan medan terbuka, sehingga radar masih merupakan sensor favorit di palagan ini. Pemilihan radio band sangat menentukan kinerja radar. S band (2-4 GHz) hanya butuh antenna kecil untuk membentuk radar beam tajam sehingga presisinya tinggi. L band (1-2 GHz) memiliki atenuasi lebih rendah sehingga jangkauannya jauh. Amerika dan beberapa negara lain memilih radar S-band raksasa yang ditempel di superstructure kapal. Sementara Inggris dengan kebutuhan dan budget yang berbeda memilih solusi yang juga berbeda. Negara ini mengkombinasikan radar S band dan L band pada air defense destroyer terbaru, Type 45.

Review: Flyhawk 1/700 IJN PE Railing

Flyhawk 1/700 IJN PE Railing

Railing pada skala 1/700 terlalu tipis untuk dicetak di plastik dengan teknologi injection molding saat ini. PE adalah alternatif yang baik untuk railing di skala 1/700. Logam bisa dicetak cukup tipis dan cukup fleksibel untuk dipasang mengikuti kontur struktur kapal. Lem plastik biasa memang tidak mampu merekatkan PE ke model, tapi ada banyak alternatif lain seperti power glue dan cairan future.

Review : Trumpeter 1/72 FC-1/JF-17

Trumpeter 1/72 FC-1 / JF-17

Jet Intake

Mesin jet butuh banyak udara untuk menghasilkan thrust kuat. Kualitas udara yang masuk ke mesin juga harus dijaga, terutama saat melaju supersonic atau melakukan manuver ekstrim.

Review: Meng 1/35 King Tiger interior set

Meng 1/35 King Tiger interior

Ukuran kotak : 38x25x9 cm

Pada instruction sheet Meng 1/35 King Tiger, David Parker menulis : For all its impressive size, the tank remains surprisingly cramped when you climb inside. Yups, King Tiger adalah tank raksasa, dan ukuran besar tersebut memang dibutuhkan untuk membawa transmisi, suspensi, mesin, kanon raksasa, dan juga sejumlah besar amunisi, menyisakan sedikit ruang untuk awak. Set ini adalah pelengkap sempurna bagi Meng 1/35 King Tiger, menunjukkan interior yang lengkap. 
Meng 1/35 King Tiger interior spare ammo

Review: Meng 1/35 King Tiger

Meng 1/35 King Tiger
Konig Tiger

Pada akhir WWII Hitler terobsesi dengan wonder weapons. Sejumlah besar resource dialokasikan untuk mengembangkan sistem senjata fantastis. Salah satunya adalah King Tiger, tank dengan performa luar biasa tapi juga butuh dukungan logistik luar biasa besar.

Review: Hobbyboss 1/48 Su-27 Flanker B

Hobbyboss 1/48 Su-27 Flanker B

Look Ma, no tanks

Apa perbedaan antara Su-27 Flanker dengan fighter lain yang se-generasi seperti F-14, F-15, F-16, F-18, Eurofighter, Rafale, Gripen, Mirage 2000, dll? Silahkan browsing foto-foto fighter diatas, Anda akan menyadari sesuatu yang menarik. Semua fighter generasi 3-4 hampir selalu membawa drop tank, kecuali Flanker. Kami belum pernah melihat foto Flanker membawa drop tank, padahal jangkauan fighter ini tergolong luar biasa.

Review: Eduard 1/48 F6F Hellcat weekend edition

Eduard 1/48 F6F Hellcat weekend edition

A tough naval brawler

Disain F6F Hellcat mencerminkan pola pikir Amerika: lebih besar, lebih kekar, lebih kuat. Zero yang super lincah di kecepatan rendah adalah musuh potensial terkuat US NAVY di pasifik pada saat Hellcat didisain. Uniknya Grumman tidak berniat menandingi kelincahan Zero. Mereka menyadari potensi F4F Wildcat di area kecepatan dan proteksi, dan ingin memaksimalkan kedua parameter ini pada pesawat mereka selanjutnya, F6F Hellcat.

Review: Tamiya 1/24 Toyota 86

Tamiya 1/24 Toyota 86 

Toyota 86

Toyota terbiasa bekerjasama dengan pabrikan lain untuk menghasilkan produk berkualitas dengan harga terjangkau seperti Avanza-Xenia dan Rush-Terios. Dalam segmen sports car mereka juga melakukan hal yang serupa, bekerjasama dengan Subaru untuk menghasilkan Toyota 86 dan Subaru BRZ.

Ada kemungkinan Subaru dipilih karena sudah sukses mengimplementasikan boxer engine pada beberapa mobilnya. Boxer engine punya titik berat sangat rendah, menghasilkan mobil dengan handling superior. Hal ini dicapai dengan konfigurasi silinder horizontal, dipasang dengan posisi berhadapan untuk men-drive sebuah crank shaft di tengah. Terlihat sederhana, namun konfigurasi ini menghasilkan lebih banyak gesekan, daripada mesin inline atau V yang umum dipakai mobil lain. Walau demikian, Subaru sepertinya sudah menemukan teknologi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut.

Review: Tamiya 1/700 Z37 Z39 destroyer

Tamiya 1/700 Z class destroyer Z37 & Z39

Not so German tech.

Secara subjektif, destroyer adalah kelas kapal kombatan favorit kami. Destroyer bertugas mengawal kapal yang lebih besar seperti cruiser, battleship, dan kapal induk dari ancaman yang menyelinap masuk seperti pesawat, kapal selam, dan torpedo boat. Beragam ancaman di matra yang berbeda perlu ditangani dengan system senjata berbeda. Pada WWII destroyer biasa dilengkapi meriam kaliber medium, meriam anti pesawat, torpedo, dan depth charges. Walau dibekali segudang senjata, ukuran dan bobot destroyer harus dikontrol agar bisa bergerak cepat dan lincah namun tetap bisa menemani kapal besar beroperasi di tengah samudera.

Review : Bronco 1/350 S-100 Torpedo boat

Bronco 1/350 S-100 Torpedo boat

Triple rudder boat

Konfigurasi rudder torpedo boat S100 tergolong unik, terdiri dari satu rudder utama di tengah dan sepasang rudder kecil di sampingnya. Rudder utama berfungsi seperti rudder di kapal lainnya, yaitu untuk steering. Namun sepasang rudder kecil di samping memiliki fungsi yang unik. Kedua rudder ini tidak bergerak bersamaan dengan main rudder, tidak ditujukan untuk membantu steering. Namun di kecepatan tinggi, kedua rudder ini dibuka bersamaan keluar. Apa yang sebenarnya terjadi perlu penjelasan kompleks, namun hal ini berhubungan dengan pembentukan kavitasi di belakang rudder dan membantu menyebarkan arus air dari ketiga propeller. Buritan ikut terangkat, membuat kapal melaju dalam posisi lebih horizontal, mengurangi drag, membantu melaju sampai 43-48 knots dengan efisien. Kondisi ini juga dikenal dengan Lurssen effect.  

Review: Hasegawa 1/700 IJN Zuiho

Hasegawa 1/700 IJN Zuiho
The last carrier

IJN Zuiho berawal dari disain hull yang fleksibel, bisa dibuat jadi oil tanker, submarine tender, ataupun kapal induk ringan di tahap akhir konstruksi. Sesuai kondisi terbaru, akhirnya hull dirakit jadi kapal induk ringan dengan nama Zuiho.

Zuiho punya kecepatan cukup tinggi, bisa beroperasi dengan kapal induk utama. Ukuran kapal induk ini termasuk kecil, sehingga hanya bisa membawa sedikit pesawat. Dek kapal dimanfaatkan seluruhnya untuk flight deck, sehingga tidak ada island yang umum ada di kapal induk lainnya. Bahkan asap hasil pembakaran pun dibuang ke samping, tidak ada funnel yang menghalangi flight deck. Siluet Zuiho benar-benar mulus, kapal induk yang unik.

Review: Hobbyboss 1/350 Type 212

Hobbyboss 1/350 Type 212 German AIP submarine

A little mean sub

US NAVY punya armada kapal selam yang sangat kuat. 100% kapal selam kombatannya bertenaga nuklir. US NAVY sudah terlatih untuk mendeteksi dan menghadapi kapal selam nuklir, baik lewat latihan dengan sekutu ataupun membuntuti kapal selam lawan. Namun ternyata US NAVY tidak terlatih menghadapi kapal selam konvensional, sedangkan kapal selam jenis ini tersebar luas di musuh potensial AS. Solusinya US NAVY menyewa sebuah kapal selam konvensional, Gotland class dari Swedia beserta awaknya untuk mensimulasikan musuh dalam latihan.

Review: Hasegawa 1/72 Europe weapons set

Hasegawa 1/72 Europe weapons set

Negara-negara Eropa banyak memakai sistem senjata buatan AS, terutama rudal. Sidewinder, Sparrow, AMRAAM, dan Maverick adalah contoh persenjataan yang umum dibawa. Namun kondisi ini sedang berubah, Eropa mulai menggunakan rudal mereka sendiri. Tidak sekedar me-lisensi produksi, namun mendisain sendiri berdasarkan requirement unik mereka. IRIS-T, ASRAAM, Meteor, Brimstone, Storm Shadow, Taurus KEPD 350, dan ALARM adalah contoh rudal disain Eropa.

Review: Fujimi 1/24 Toyota Alphard

Fujimi 1/24 Toyota Alphard
Satu hal yang menonjol dari kit ini adalah ukuran kotak yang besar dengan tinggi nyaris dua kali kotak kit mobil lain. Di dalam kotak besar ini nyaris tidak ada ruang kosong, terisi penuh sesak dengan part plastik yang dicetak dengan sangat baik. Setiap sprue dilindungi kantong plastik tersendiri untuk mencegah kerusakan akibat gesekan antar sprue. Dari pengamatan kami hanya ada satu part yang terlepas dari sprue, yaitu dashboard, tapi part tersebut terlepas dengan rapi, tidak ada cacat.   

Review: Revell 1/144 F-16C

Revell 1/144 F-16C

Ada banyak cerita seputar F-16, namun bagi kami yang paling berkesan adalah saat John Boyd merumuskan disain dasar fighter luar biasa ini. Pembaca yang ingin tahu lebih lengkap silahkan baca biografi Boyd: the Fighter Pilot Who Changed the Art of War. Dalam buku ini terdapat kisah hidup Boyd beserta kepribadiannya yang unik, politik internal pentagon, sedikit penjelasan tentang teori temuan Boyd seperti E-M dan OODA Loop, dan sejarah F-15, F-16 dan A-10 yang kemungkinan besar belum pernah Anda dengar sebelumnya.

Review: Fujimi 1/20 Ayrton Senna Kart

Fujimi 1/24 Ayrton Senna Kart
Ayrton Senna adalah salah satu pembalap F1 terbaik. Senna sudah diperkenalkan sejak dini ke dunia motorsport melalui kart. Kart berukuran kecil dan ringan, sehingga bisa melaju cepat walau hanya dilengkapi mesin kecil. Kart tidak dilengkapi suspensi, sebagai gantinya chassis dirancang dengan fleksibilitas yang pas. Seperti F1, kart juga mengenal dua jenis ban untuk lintasan kering dan basah. Jadi walau punya tenaga dan kecepatan jauh dibawah F1, banyak teknik balapan bisa dipelajari dengan relatif aman dan murah menggunakan kart. 

Review : Tamiya 1/72 de Havilland Mosquito B MkIV / PR MkIV

Tamiya 1/72 de Havilland Mosquito B MkIV / PR MkIV

Tahukah anda kalau de Havilland Mosquito ikut berperan dalam perkembangan teori quantum?

Review : Hasegawa 1/72 F-15J Eagle JASDF Anniversary edition

Hasegawa 1/72 F-15J anniversary edition
Walau bermusuhan dalam WWII, posisi Jepang sangat strategis untuk membendung pengaruh Soviet pada perang dingin. Sehingga Amerika tidak keberatan menjual fighter andalannya dalam jumlah signifikan ke Jepang, mulai dari Sabre, Starfighter, sampai Phantom. Saat F-15 mulai operasional, ada keinginan Jepang untuk memiliki fighter canggih ini. Penjualan F-15 ke Jepang akan meningkatkan kekuatan udara JASDF secara signifikan dan membawa manfaat ekonomi yang sangat besar ke Amerika.

Review : Tamiya 1/35 M1A2 Abrams with TUSK I/II

Tamiya 1/35 M1A2 Abrams with TUSK I/II
Jet darat

Predikat jet darat umumnya identik dengan Formula 1. Namun sepertinya predikat tersebut lebih tepat disematkan ke M1 Abrams karena tank ini memang ditenagai mesin jet. Mesin Abrams meng-kompres udara, membakar, lalu memanfatkannya untuk memutar turbin yang terhubung dengan kompresor. Pada prinsipnya sama dengan msin jet pada pesawat. Perbedaannya daya dorong tidak diperoleh langsung dari momentum udara yang ditembakkan lewat nozzle. Namun udara output berkecepatan tinggi digunakan untuk memutar satu tingkat turbin lagi. Turbin terakhir tidak digunakan untuk men-drive kompresor, tapi tenaganya disalurkan untuk memutar sprocket, tentu saja via gearbox.

Review : Hobbyboss 1/48 MiG-17F Fresco C

Hobbyboss 1/48 MiG-17F Fresco C
MiG-15 adalah fighter Soviet yang sangat bagus, mendominasi udara diatas korea sampai F-86 datang. MiG-15 luar biasa lincah, namun agak payah di kecepatan tinggi. Menyadari bahwa pertempuran masa depan akan terjadi di kecepatan lebih tinggi, para disainer MiG memutar otak untuk membuat fighter yang tetap lincah namun lebih cepat dari MiG-15, hasilnya adalah MiG-17.

Review : Eduard 1/48 Bf 109E weekend edition

Eduard 1/48 Bf 109E weekend edition

Emil adalah varian Bf 109 pertama yang diproduksi besar-besaran. Keunggulan Bf 109E ada di mesin DB601 direct fuel injection. Fighter saingannya masih menggunakan karburator yang sensitif terhadap G negatif. Hal ini memperluas flight envelope Bf 109E, memberikan keunggulan dalam dogfight.    

Review : Aoshima 1/700 JMSDF Hayabusa plus P-3 Orion



Aoshima 1/700 JMSDF Hayabusa

Size is no longer matter when assets deployed properly

Pada 21 Oktober 1967 ada peristiwa bersejarah yang merubah pola pertempuran laut modern. Pada hari itu 2 kapal patroli cepat milik Mesir meluncurkan 4 rudal Styx ke destroyer eliat milik israel. Beberapa sumber menyebutkan 3 Styx mengantam telak, mengirim destroyer besar tersebut ke dasar laut. Kejadian ini membuktikan bahwa kapal kecil dengan rudal dan taktik yang tepat bisa menjadi sistem senjata yang sangat efektif.

Review : Revell 1/144 F-14A Black Tomcat

Revell 1/144 F-14A Black Tomcat

The black Tomcats

Weapon separation test adalah fase yang penting dan berbahaya. Apalah artinya pesawat tempur kalau tidak bisa meluncurkan persenjataannya saat dibutuhkan. Hal ini terlihat sederhana, namun faktanya jauh dari itu. Saat dilepas bom/rudal akan mengalami banyak hal yang bisa mempengaruhi trayektorinya. Yang pertama adalah inersia, bom/rudal memiliki kecepatan awal yang sama dengan kecepatan saat dilepas dari pesawat. Lalu munisi akan terbang di udara, mengalami transisi dari boundary layer ke free stream dan ada kemungkinan terkena udara turbulen di sekitar pesawat. Attitude rudal/bom saat dilepas akan sangat mempengaruhi pergerakan awalnya di udara turbulen ini. Dorongan roket rudal memberikan dinamika tambahan pada situasi kompleks ini. Sistem pelepasan senjata yang tidak benar mengakibatkan gerakan awal yang salah, bom bisa salah sasaran, rudal sekalipun bisa keluar dari parameter sistem pemandunya. Yang lebih parah bom/rudal yang berat, keras, dan dijejali bahan peledak bisa menghantam pesawat pembawanya. Ini bukanlah kekhawatiran berlebihan, sudah terjadi beberapa kasus pesawat dihantam oleh munisinya sendiri karena proses pelepasan yang bermasalah. VX-4 adalah skuadron US NAVY yang bertugas menguji proses berbahaya ini. VX-4 memakai paint scheme overall flat black yang unik.  

Review : Hasegawa 1/72 SH-60B Seahawk


Hasegawa 1/72 Seahawk
The Warship force multiplier

SH-60B Seahawk adalah helikopter multifungsi yang mampu meningkatkan efektifitas kapal kombatan secara signifikan. Heli ini cukup kecil untuk dioperasikan dari cruiser, destroyer, dan bahkan frigate. Walau kecil, Seahawk ditugasi berbagai fungsi seperti ASW, ASuW, SAR, MEDEVAC, dan VERTREP.

Review : Hasegawa 1/72 MiG-25

Hasegawa 1/72 MiG-25


Jika saja Viktor Belenko tidak membawa kabur MiG-25 ke Hakodate, Jepang pada 6 September 1976 mungkin saat ini standar kecepatan pesawat tempur adalah mach 3.

Review: Hasegawa 1/200 C-130R Hercules JMSDF


Hasegawa 1/200 C-130R Hercules

a Rare Hercules variant

C-130 Hercules adalah pesawat yang terkenal, bisa diandalkan saat damai dan perang. Berbagai misi bisa dilaksanakan dengan sangat baik mulai dari angkut kargo, drop pasukan para, tanker, gunship, drop bom raksasa MOAB, dan berbagai tugas eksotis lainnya. Informasi tentang Hercules biasanya cukup mudah dicari. Namun kami cukup terkejut saat mencari informasi tentang C-130R, hanya sedikit sumber yang membahas varian ini.

Review : Heller 1/144 A-10

Heller 1/144 A-10

a F-16 Cousin

Tahukah Anda kalau F-16 dan A-10, dua pesawat yang bentuk, performa, dan fungsinya benar-benar berbeda ternyata dirancang dengan teori yang sama, yaitu E-M (Energy-Maneuverability) milik John Boyd.

Review : Fujimi 1/24 Honda Civic EK-9 Type R

Fujimi 1/24 Civic

Saat membuka kotak kit ini, Anda akan disuguhi oleh body yang dicetak dengan bersih dan sejumlah parts dengan detail yang tajam. Kap mesin dicetak menyatu dengan body, sehingga mempermudah perakitan dan pengecatan body yang mulus. Fujimi memang tidak memberikan detail full engine disini, namun sisi mesin yang terlihat dari bawah dicetak dengan baik. Ditambah lagi dengan detail kontur chassis yang baik. Kaki-kaki yang cukup detil juga tersedia di kit ini.

Review : Jasmine Model 1/72 Ho229

Jasmine Model 1/72 Ho229

Obsesi pangkal prestasi.

Kekalahan Jerman pada WWI mengakibatkan pembatasan kekuatan militer besar-besaran, termasuk penerbangan. Namun mereka tetap bisa mempertahankan spirit dan teknologi aeronautika dengan berbagai klub penerbangan sipil. Banyak pemuda Jerman tertarik program ini, sebagian menjadi pilot dan banyak juga menjadi engineer, termasuk Walter dan Reimar Horten. Namun berbeda dengan yang lain, Horten bersaudara terobsesi dengan flying wing. Walau tanpa background pendidikan aeronautika formal yang lengkap, mereka sukses mendisain beberapa flying wing performa tinggi mulai dari glider sampai jet powered. Suatu prestasi yang luar biasa mengingat flying wing adalah konfigurasi yang tidak umum dan mesin jet baru saja ditemukan. Sebenarnya apa kelebihan flying wing sampai membuat Horten terobsesi?