Review Fujimi 1/24 Old Mini

Fujimi 1/24 Mini Classic

Mini bukanlah mobil yang besar, tapi Fujimi menyediakan banyak sekali parts untuk dijejalkan ke mokit mobil mungil ini. Pertama-tama Anda akan disuguhi dengan body yang dicetak rapi, diperkaya dengan garis panel yang konsisten. Lalu Fujimi menyediakan banyak parts yang di grup dalam 2 sprue styrene hitam. Mini punya banyak bagian transparan seperti kaca, lensa lampu, dll, semua direpresentasikan dengan sangat baik oleh Fujimi dalam satu clear sprue besar. Mobil klasik banyak dihiasi dengan chrome, semua disediakan Fujimi dalam 2 chrome sprue. Selain untuk detail kelas wahid, parts sebanyak ini juga digunakan untuk dua opsi versi mini, yaitu Rover Mini Mayfair 1.3i atau Austin Rover 25.

Review : Revell 1/72 Gripen

Revell 1/72 Gripen

Guerilla fighter.

Jika ditanya fighter paling cocok untuk Indonesia, saya akan menjawab Gripen.

Review : Kinetic 1/72 F-16D Block 50+

Kinetic 1/72 F-16D Block 50+

Fuel Dilemma

Jumlah bahan bakar internal adalah parameter yang sangat penting dalam mendisain fighter. Jika terlalu sedikit maka endurance akan pendek dan performa maksimum mesin hanya bisa dikerahkan sebentar saja. Jika terlalu banyak maka fighter akan besar dan berat, menambah drag sekaligus mengurangi manuverabilitas.

Review : Hasegawa 1/200 Boeing 787

Hasegawa 1/200 Boeing 787

Price of Innovation

Proses kelahiran masterpiece engineering seperti Boeing 787 Dreamliner memang tidak mudah. Belum apa-apa Boeing terpaksa harus mengakuisisi subkontraktor-nya dengan investasi yang lumayan besar. Setelah diserahterimakan ke airline pun masalah belum tuntas. Terjadi beberapa kasus baterai mengeluarkan asap. Peristiwa ini menyebabkan 787 di grounded sementara, menyebabkan kerugian finansial yang besar sekaligus membuat malu Boeing dan operator 787. Apakah 787 pesawat yang buruk? Untuk menjawabnya, kita sebaiknya menganalisa penyebab kedua kasus diatas.

Review : Fujimi 1/72 F-14 Tomcat Sundowner

Fujimi 1/72 F-14 Tomcat Sundowner

Vampire…Vampire….Vampire

Serangan massif ASM (Anti Ship Missile) Soviet adalah ancaman mematikan bagi armada kapal induk NATO.  US NAVY menjawab ancaman ini dengan F-14 Tomcat, didisain untuk menembak jatuh bomber Soviet sebelum mereka sempat melepas ASM menggunakan rudal jarak jauh AIM-54 Phoenix.

Review : Tamiya 1/72 Mirage 2000C

Tamiya 1/72 Mirage 2000C

Chevalier du Ciel

Bosan nonton film pesawat tempur isinya cuma CG??? Cobalah film Perancis : Chevalier du Ciel. Tapi jangan salahkan kami kalau setelah itu Anda tidak tahan ingin segera merakit model Mirage 2000.

Review : Liliput Air Force 1/144 ACES II for F-16

Liliput Air Force 1/144 ACES II for F-16

Smart Ejection Seat

ACES II adalah kursi lontar pintar andalan berbagai pesawat kombatan USAF. Komputer pintar ACES II membuat proses eject terlihat sederhana. Tinggal tarik handle, kursi terlontar keluar, lalu pilot turun dengan selamat menggunakan parasut. Faktanya dalam sekali eject terdapat serangkaian proses yang harus di orkestrasi dengan presisi sesuai dengan kondisi saat eject.

Review : Hasegawa 1/48 AV-8B Harrier II Plus

Hasegawa 1/48 AV-8B Harrier II Plus

Harrier with Radar

Perbedaan AV-8B Harrier II versi Plus dengan versi sebelumnya adalah bentuk nose cone yang mancung seperti F/A-18 Hornet. Itu karena didalamnya memang terpasang radar APG-65 milik Hornet. Radar mampu mendeteksi musuh lebih jauh dalam segala cuaca, menambah situational awareness.

Review : Revell 1/72 Eurofighter Typhoon single seater

Revell 1/72 Eurofighter Typhoon

Yesterday we had raptor salad for lunch

Yups itu adalah komentar pihak Jerman saat Eurofighter Typhoon mereka berhasil menggasak F-22 Raptor dalam simulasi dogfight di Red Flag exercise. Simulasi ini memang kontroversial, banyak pihak yang mengatakan bahwa rules of engagement tidak realistis dan terlalu berpihak ke Typhoon. Namun simulasi ini tetap membuktikan bahwa dalam kondisi yang tepat, Typhoon mampu mengalahkan stealth fighter generasi terbaru.

Review : Heller 1/144 F-16XL

Heller 1/144 F-16XL

Saat ini F-16 dikenal sebagai pesawat multirole, mampu melaksanakan beragam misi ait-to-air dan air-to-ground. Masalahnya F-16 didisain sebagai light weight fighter, dibekali bahan bakar, sensor, dan senjata secukupnya untuk menghasilkan kelincahan terbaik. Ada berbagai modifikasi yang harus dijejalkan ke airframe F-16 untuk melaksanakan misi air-to-ground. Pada F-16 terbaru terdapat berbagai sensor pod bergelantungan, spine bay besar untuk menampung berbagai perangkat tambahan, CFT raksasa untuk membawa lebih banyak bahan bakar, dan sayap yang digelantungi oleh TER/MER untuk membawa banyak bom. Semua modifikasi ini memang esensial untuk misi air-to-ground. Namun bagaimana dengan bobot dan drag ekstra akibat semua modifikasi tersebut? Kedua hal ini akan ditanggung oleh sayap dan mesin yang kurang lebih sama dengan F-16 dasarnya. Modifikasi tersebut juga akan memberikan beban tambahan bagi struktur pesawat, bagaimana pengaruhnya terhadap G maksimum yang bisa dilakukan. Apakah modifikasi tersebut sudah optimum untuk misi air-to-ground?

Review : Zvezda 1/72 Su-47 Berkut

Zvezda 1/72 Su-47 Berkut
Su-47 Berkut adalah pesawat riset Sukhoi untuk eksplorasi karakteristik Forward Swept Wing (FSW). FSW menawarkan manuverabilitas ekstra di AoA tinggi dan drag yang lebih kecil saat terbang normal. Untuk bisa mendapat kedua manfaat ini, instabilitas dan aeroelastisitas FSW harus diatasi. Karakteristik FSW lebih detail bisa dibaca di artikel kami tentang Hasegawa 1/72 X-29.

Review : Tamiya 1/700 Tugger set

Tamiya 1/700 Tugger set

Aturan konvensional dalam memilih mokit adalah dengan googling reviewnya. Biasanya semakin banyak yang mereview positif, semakin bagus kit tersebut. Namun ada beberapa kit luar biasa yang tidak masuk aturan ini, Tamiya 1/700 Tugger set adalah salah satunya.

Review : Tamiya 1/700 Harbor Set

Tamya 1/700 Harbor Set

Ada banyak cara memajang model kapal. Bisa full hull untuk menunjukkan wujud utuh kapal atau waterline untuk menunjukkan kapal di habitat aslinya. Salah satu skenario diorama waterline yg cukup seru adalah harbour. Disini model kapal bisa dipadukan dengan berbagai elemen pelabuhan, membuat suasana semakin hidup.

Review : Hasegawa 1/200 Airbus A320

The Airbus A320
Hasegawa 1/200 Airbus A320

Airbus A320 adalah saingan terberat Boeing 737, mampu membawa 220 penumpang sejauh 3100-12000km. Airbus adalah konsorsium, sehingga fasilitas final assembly-nya tidak di satu tempat saja. Fasilitas ini berada di Perancis , Jerman, China, bahkan di Amerika, daerah kekuasaan rival terbesarnya, Boeing. Fasilitas final assembly menerima komponen dari banyak sekali pabrikan di seluruh dunia. Sistem produksi tersebar seperti ini berguna untuk membagi jatah produksi bagi semua anggota konsorsium dan mempermudah pemasaran pesawat ke negara yang ikut berpartisipasi membuat komponen Airbus.

Review : Zvezda 1/72 MiG-31

The Mighty Interceptor

Zvezda 1/72 MiG-31
MiG-31 Foxhound lahir dari kebutuhan spesifik pertahanan udara Soviet. Area yang harus dimonitor oleh pertahanan udara Soviet sangat luas. Teknologi dan taktik Amerika pun berkembang, serangan bomber bisa dilakukan dari ketinggian rendah. Kapal selam Amerika mampu meluncurkan rudal jelajah yang kecil dan terbang sangat dekat dengan tanah. Soviet butuh interceptor yang mampu berpatroli jauh ke pedalaman Arktik, mendeteksi area yang luas, sampai ke posisi penyusup dengan cepat, dan menetralisir penyusup terbang rendah. Selain itu pencegatan bisa terjadi di pedalaman dimana ground control tidak tersedia, interceptor baru ini juga dituntut agar bisa menghadapi beberapa ancaman secara mandiri.

Review : Hasegawa 1/200 P-8 Poseidon



Hasegawa 1/200 P8 Poseidon

P-8 Poseidon Multi-mission Maritime Aircraft (MMA)
Walau tidak se-terkenal fighter ataupun bomber, peranan pesawat maritim sangat penting. Di masa damai dan terutama saat perang, laut adalah jalur logistik utama. Tanpa jalur laut yang aman, ekonomi bahkan keamanan sebuah negara bisa terancam. Jangkauan dan endurance pesawat maritim bisa jadi lebih kecil dari kapal. Akan tetapi dari ketinggian terbang beragam sensor pesawat maritim mampu mengcover area yang sangat luas. Dengan kecepatan tinggi, pesawat maritim mampu sampai ke trouble spot dengan cepat dan menetralisir ancaman dengan persenjataan yang dibawanya.

Review : Fujimi 1/700 IJN Musashi waterline and full hull version



Fujimi 1/700 IJN Musashi full hull and waterline edition

the Largest Battleship

IJN Musashi adalah battleship raksasa dengan bobot sekitar 70.000 ton, kapal kedua dalam Yamato Class. Yamato Class battleship didisain setelah Jepang menyadari bahwa kapasitas industrinya tidak bisa menyaingi Amerika. IJN butuh battleship raksasa yang bisa meladeni beberapa battleship Amerika sekaligus.

Bobot 70.000 ton diperlukan untuk membawa meriam kaliber 46cm, terbesar pada waktu itu. Meriam ini bisa memuntahkan proyektil Armor Piercing seberat 1450Kg sejauh 42Km dengan rate of fire 1.5-2 rpm. Yamato class membawa 9 pucuk meriam 46cm yang di grup dalam tiga turret. Secara teori Yamato class bisa menetralisir beberapa battleship musuh bahkan sebelum mereka sempat balas tembak.

Review : Aoshima 1/24 Lamborghini Aventador 50 Anniversario

Aoshima Aventador 50 anniversario 

Aventador adalah flagship terbaru Lamborghini menggantikan Murchielago. Sebagai flagship tentunya performa Aventador tidak sembarangan, 700ps max power, 690Nm max torque, 350 Km/h top speed, dan 0-100 Km/h dalam 2.9s. Performa ini bisa diraih berkat mesin V12 6498cc yang berbobot hanya 235Kg. Daya keluaran mesin disemburkan secara cerdas ke semua roda melalui 7 speed ISR gearbox. Perpindahan gigi bisa dilakukan secara otomatis ataupun manual lewat paddle shift. Tersedia 3 setting karakter perpindahan gigi, yaitu strada, sport, dan corsa. Strada dipilih untuk jalan normal, sport untuk akselerasi lebih tinggi. Sementara pada mode Corsa perpindahan gigi hanya butuh waktu 50ms, mengeluarkan performa Aventador sesungguhnya.    

Review : Hasegawa 1/72 X-29

Hasegawa 1/72 X-29

Forward Swept Wing

Pada awalnya sayap dipasang tegak lurus terhadap fuselage. Teknolgi berkembang, mesin jet ditemukan, pesawat bisa terbang mendekati kecepatan suara. Di kecepatan tinggi akan timbul shock wave di beberapa area sayap. Shock wave akan meingkatkan drag secara signifikan, sangat membatasi kecepatan pesawat dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Para ahli aerodinamika menemukan bahwa kemunculan shock wave bisa ditunda dengan memasang sayap dengan sudut miring dari fuselage atau swept wing.

Review : Sweet 1/144 Wildcat with flight deck

Sweet 1/144 Wildcat with flight deck
 Wildcat tidak se terkenal Zero, Hellcat, atau Corsair. Fighter ini bentuknya juga tidak seperti fighter, gemuk dan pendek. Secara performa juga biasa saja.

Tapi Wildcat telah sukses menjadi andalan Amerika untuk memenangkan perang Midway, pertempuran titik balik WWII di Pasifik. Wildcat sukses menjalankan fungsinya sebagai carrier based fighter walaupun harus melawan Mitsubishi Zero yang jauh lebih lincah. Tidak hanya lebih lincah, Zero juga diawaki pilot veteran yang sedang semangat karena Jepang baru saja menguasai hampir seluruh asia pasifik. 

Review : Sweet 1/144 Zero with carrier display base

Sweet 1/144 Zero w base

Mitsubishi Zero

Pre-WWII Jepang adalah negara berteknologi sangat maju, tapi berpikiran konservatif, termasuk para petinggi militernya. Para petinggi AL Jepang pada waktu itu sangat yakin bahwa manuverabilitas adalah kunci keunggulan pesawat tempur. Suatu konsep yang popular di era WWI dengan pesawat tempur biplane/triplane. Padahal pada era itu lahirlah pesawat jenis baru, monoplane. Monoplane menawarkan beberapa kelebihan berupa drag lebih kecil dan kecepatan lebih tinggi. Kelebihan ini diraih dengan mengorbankan manuverabilitas pada kecepatan rendah milik biplane/triplane.

Review : Hasegawa 1/72 F/A-18F Super Hornet

Hasegawa 1/72 F/A-18F Super Hornet

Jack of all trades, master of none

Sejarah Super Hornet berawal dari F/A-18 A/B/C/D Hornet. Kode F/A berarti kemampuan untuk melaksanakan fungsi Fighter dan Attack sekaligus. Sebenarnya F-4 Phantom dan F-14 Tomcat sudah berhasil melaksanakan kedua fungsi diatas. Tapi kondisi politik dunia berubah sehingga budget pertahanan dipotong dan pola ancaman berubah. US NAVY ingin F/A yang mengakomodasi teknologi terbaru, efektif di pertempuran modern, tapi dengan biaya operasi rendah.

Review : Kinetic 1/48 F-5B Freedom Fighter

The light weight fighter
Kinetic 1/48 F-5B Freedom Fighter

Sejak mesin jet ditemukan, disain fighter menjadi semakin berat dan besar. Hal ini memang diperlukan mengingat mesin jet, terutama generasi awal, sangat boros bahan bakar. Bahan bakar ektra memungkinkan jangkauan lebih jauh dan kecepatan lebih tinggi dalam waktu lebih lama. Ukuran lebih besar juga memungkinkan membawa persenjataan lebih banyak dan avionik lebih canggih.

Sayangnya berat ekstra akan mengurangi kelincahan fighter. Apalah gunanya rudal canggih tapi tidak bisa mengikuti maneuver lawan untuk menempatkan diri di posisi ideal untuk meluncurkan rudal. Selain itu ukuran besar berpotensi memperbesar drag. Perlu bahan bakar lebih banyak untuk mengatasi drag ekstra, menegasikan keuntungan membawa bahan bakar ekstra di airframe yang lebih besar. Selain itu fighter yang lebih besar juga cenderung lebih mahal baik biaya pembelian maupun operasional. Konsekuensinya dengan budget tetap, jam latihan pilot bisa dipotong, berpotensi menurunkan skill pilot.     

Review : Fujimi 1/24 Suzuki Karimun Kotak

Fujimi Suzuki Karimun Kotak

Suzuki Karimun

Tidak perlu jauh-jauh mencari informasi tentang Suzuki Karimun, kami memakai mobil ini, lebih tepatnya Karimun Estilo. Akselerasi, top speed, dan agility mobil ini tidak istimewa. Suzuki memang mendisain Karimun sebagai city car untuk beroperasi dengan optimum di lingkungan urban.

Review : Hasegawa 1/200 Boeing 737-400 Solaseed Air 2in1

Hasegawa 1/200 Boeing 737 400 Solaseed Air 2in1

Boeing 737 Classic Series

Boeing 737 adalah twin engine single aisle jet airliner yang sangat populer. Seri original (-100 dan -200) airliner ini diluncurkan pada tahun 60an. Pada tahun 80an Boeing mengaplikasikan beberapa teknologi terbaru untuk menyempurnakan 737 menjadi seri Classic (-300, -400, dan -500). Seri Classic kemudian disempurnakan menjadi seri NG di tahun 90 an.

Perbedaan paling mencolok antara seri Classic dengan Original adalah mesinnya. 737 Original menggunakan low bypass turbofan JT8D, sementara seri Classic memakai high bypass turbofan CFM56.

Tips : Spring Divider

Spring Divider
Spring divider berbentuk seperti jangka. Bedanya alat ini dilengkapi dengan drat dan dial agar sudut bukaan kedua kakinya bisa dikunci dengan presisi.

Build Review : Meng 1/35 T-90A

Meng 1/35 T-90A
Sedikit sejarah dan review mokit ini bisa Anda baca disini

The most complicated kit that we ever build

Meng 1/35 T-90A adalah kit paling rumit yang pernah kami buat. Dimensi kotak Meng T-90A sebenarnya sedikit lebih kecil dari tank modern 1/35 lainnya. Tapi yang aneh adalah kotak kit ini lebih berat. Penyebabnya baru ketahuan setelah kotak dibuka, Meng hampir tidak menyisakan ruang kosong didalamnya. Plastik parts dalam jumlah sangat banyak dijejalkan ke dalam kotak kecil tersebut.

Review : Hobbyboss 1/72 F-14D Super Tomcat

Hobbyboss 1/72 F-14D Super Tomcat

Unleashing Tomcat’s true potential

Anda mungkin masih ingat adegan klimaks di film Top Gun saat F-14A milik Maverick jatuh. F-14A ini jatuh karena kedua mesinnya mati akibat turbulensi udara dari Tomcat di depannya. Top Gun memang film fiksi, tapi skenario matinya mesin TF30 memang ada dan merupakan kekahawatiran terbesar pilot Tomcat. Lemahnya performa mesin TF30 sangat membatasi potensi airframe Tomcat. Kelemahan ini baru ditangani di versi selanjutnya, yaitu F-14B dan F-14D. Jika Top Gun difilmkan dengan F-14D, Tony Scott akan pusing memikirkan skenario jatuhnya Tomcat.

Review : Hasegawa 1/200 Boeing 737-800 JAL Express

Hasegawa 1/200 Boeing 737-800

Winglet Boeing 737

Krisis bisa menghasilkan berkah jika dihadapi dengan baik. Itulah yang terjadi saat krisis minyak tahun 1973. Saat itu harga minyak dunia meroket, para saintis dan engineer putar otak untuk mengurangi konsumsi minyak. Untungnya banyak dari mereka yang sukses menghasilkan penemuan revelusioner. Salah satunya adalah Richard Whitcomb yang menemukan winglet. Jika dipasang dengan benar winglet mampu mereduksi drag, mengurangi konsumsi bahan bakar pesawat. Temuan ini masih valid sampai sekarang dan sukses mereduksi konsumsi bahan bakar beberapa tipe pesawat, salah satunya adalah Boeing 737-800.