Review : Fujimi 1/700 IJN Musashi waterline and full hull version



Fujimi 1/700 IJN Musashi full hull and waterline edition

the Largest Battleship

IJN Musashi adalah battleship raksasa dengan bobot sekitar 70.000 ton, kapal kedua dalam Yamato Class. Yamato Class battleship didisain setelah Jepang menyadari bahwa kapasitas industrinya tidak bisa menyaingi Amerika. IJN butuh battleship raksasa yang bisa meladeni beberapa battleship Amerika sekaligus.

Bobot 70.000 ton diperlukan untuk membawa meriam kaliber 46cm, terbesar pada waktu itu. Meriam ini bisa memuntahkan proyektil Armor Piercing seberat 1450Kg sejauh 42Km dengan rate of fire 1.5-2 rpm. Yamato class membawa 9 pucuk meriam 46cm yang di grup dalam tiga turret. Secara teori Yamato class bisa menetralisir beberapa battleship musuh bahkan sebelum mereka sempat balas tembak.


Menghantam target sejauh 42Km bukan perkara mudah walau dibantu optical range finder dan search radar. Teknologi radar saat itu belum memuaskan, sementara pendeteksian jarak jauh yang akurat sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kemampuan meriam 46cm. Oleh karena itu Yamato class dibekali 7 floatplane yang disimpan dalam hangar dibawah deck. Floatplane diluncurkan dari dua catapult di buritan. Setelah misi selesai, floatplane mendarat di laut dekat kapal dan dipancing dengan crane. Menjadi pilot floatplane butuh nyali baja. Take off dari catapult pendek adalah uji nyali pertama. Lalu pilot floatplane harus mencari dan mendekati armada musuh untuk mendapat identifikasi detil dan posisi akurat, sendirian tanpa proteksi. Kemudian pilot floatplane harus melaporkan hasil pengintaian tadi via radio ke armada kawan. Transmisi radio ini bisa dicegat oleh armada musuh, membuka posisi floatplane. Hal ini sangat berbahaya mengingat armada musuh pasti dilengkapi meriam pertahanan udara dan terkadang dilindungi CAP fighter. Menghindari tembakan meriam anti pesawat Amerika di akhir WW2 bukan perkara mudah. Proyektil Amerika dilengkapi VT fuze yang secara otomatis meledak saat mendeteksi pesawat dalam jarak dekat. Tambahan float juga membatasi performa pesawat, akan sangat sulit lolos dari sergapan CAP fighter. Walau beresiko, informasi dari floatplane sangat berguna untuk menyusun taktik menghadapi armada musuh, mengekploitasi keunggulan 9 pucuk meriam 46cm.

Yamato class juga dilengkapi dengan secondary battery. Namanya juga battleship raksasa, secondary battery Yamato class sekelas dengan main battery cruiser. Aslinya Yamato class dilengkapi 12 pucuk meriam 15.5cm yang di grup dalam 4 turret, disebar di setiap sisi kapal. Di tengah masa tugasnya, IJN Musashi menukar dua turret secondary battery dengan sejumlah meriam pertahanan udara. Walau “hanya” bisa melontarkan 55Kg proyektil AP sejauh 27Km, secondary battery ini memiliki rate of fire lebih tinggi, 5rpm.

Yamato class dilengkapi berbagai kaliber meriam anti pesawat yang disebar di seluruh kapal, mengcover area 360 derajat. Jika pesawat penyerang masih lolos, Yamato class dibekali armor super kuat dengan ketebalan bervariasi. Yang paling tebal adalah armor belt 410mm di waterline. Jika masih bobol juga, Yamato class dilengkapi lebih dari 1000 watertight compartment. Dengan damage control yang baik, kebocoran bisa dilokalisir. Dan jika diperlukan beberapa compartment bisa dengan sengaja dibanjiri untuk mempertahankan keseimbangan kapal.     

Yamato class dilengkapi dengan 4 steam turbine yang men-drive 4 propeller. Menghasilkan kecepatan maksimum 27 knots dan kecepatan jelajah 16 Knots.

IJN Musashi diluncurkan secara rahasia pada pertengahan 1942. Untuk menghindari pantauan mata-mata, pemerintah mengadakan simulasi serangan udara saat peluncuran IJN Musashi. Ada yang unik saat peluncuran lambung IJN Musashi. Lambung seberat itu memindahkan air yang sangat banyak, menimbulkan tsunami setinggi 120cm saat diluncurkan ke laut. Tsunami kecil ini membalik beberapa kapal di area tersebut dan membanjiri rumah di pinggir pantai.   

Walau sudah dirancang sebaik mungkin, Yamato class lahir di era yang salah. Jika kapal ini lahir di WW1, pasti Yamato dan Musashi akan merajai lautan. Atau setidaknya musuh perlu mengorbankan banyak sekali kapal untuk meladeni kedua battleship raksasa ini. Musuh Yamato class bukan lagi battleship bermeriam raksasa, tapi jenis musuh yang jauh lebih kecil tapi lincah dan sulit dideteksi, persenjataan lebih ringan tapi bisa menusuk di titik lemah. Musuh tersebut adalah kapal selam dan kapal induk.  Hal ini terbukti dengan awal masa tugas IJN Musashi yang dihiasi lubang besar dari ledakan torpedo yang diluncurkan kapal selam Amerika. Walau tidak tenggelam, kerusakan ini cukup signifikan sehingga IJN Musashi harus ditarik mundur untuk diperbaiki di Kure.

Setelah itupun nasib IJN Musashi tidak membaik. Aksi IJN Musashi selanjutnya adalah di Battle of Phillipines Sea, atau yang lebih dikenal dengan Great Mariana Turkey Shoot. Dalam pertempuran ini, IJN Musashi seakan-akan diabaikan oleh Amerika. Serangan pesawat kapal induk Amerika difokuskan untuk menembak jatuh semua pesawat Jepang. Sedangkan kapal selam Amerika dikonsentrasikan untuk menenggelamkan kapal induk Jepang. Dalam pertempuran ini IJN Musashi tidak mendapat serangan yang berarti. Tapi juga IJN Musashi juga tidak mendapat kesempatan untuk berduel dengan kapal Amerika. Kehadiran Musashi di pertempuran ini tidak bisa mencegah IJN kehilangan kekuatan udaranya.       

Menyadari hilangnya kekuatan udara, IJN kemudian merubah taktik. Kapal induk dijadikan umpan untuk memancing armada Amerika ke luar teluk Leyte. Sementara kekuatan utama yang berpusat di battleship IJN Yamato dan IJN Musashi menyusup masuk ke teluk Leyte untuk menghabisi pasukan pendarat Amerika.

Nasib berbicara lain, posisi IJN Musashi diketahui oleh Amerika. Tanpa air cover yang memadai, raksasa laut ini menjadi bulan-bulanan dive bomber dan torpedo bomber. Bahkan sampai fighter pun bisa ikut menyerang dengan senapan mesin dan bom. Serangan pertama yang masuk adalah bom 500 lbs milik SB2C Helldiver. Pada kasus ini, perancang IJN Musashi boleh bangga, bom yang jatuh tepat di atap turret no 1 gagal menembus armor tebal. Beberapa menit kemudian sebuah torpedo yang diluncurkan oleh Avenger torpedo bomber kena telak. Ledakannya membuka lubang besar di lambung, membuat air laut masuk dan IJN Musashi miring sampai 5.5 derajat. Kemiringan ini kemudian bisa diatasi dengan counter flooding. Akan tetapi efek sampingnya lambung semakin tenggelam, kapal semakin berat, drag bertambah, dan akhirnya kecepatan turun.

Bom 500 lbs memang tidak mampu menembus armor tebal di turret. Akan tetapi tidak semua bagian IJN Musashi dilindungi armor sekuat itu, dan SB2C masih mampu membawa bom 1000 lbs.

Serangan telak lain terjadi saat sebuah bom menembus dek. Sifat lethal bom anti kapal adalah bom tersebut tidak langsung meledak saat menyentuh dek kapal. Tapi bom akan menembus beberapa dek lalu meledak di dalam lambung. Armor kuat di sekeliling kapal menjadi senjata makan tuan, membantu menahan energi ledakan di dalam kapal, menghasilkan kerusakan internal maksimum. Parahnya lagi bom ini meledak diatas salah satu ruang mesin dan mematikan mesin tersebut. Hasilnya kecepatan kapal kembali turun.

Kecepatan Musashi sekarang merosot dibawah kecepatan armada IJN, sehingga kapal kebanggaan tersebut terpisah dari armada. Hal ini berarti tidak ada lagi bantuan meriam pertahanan udara dari kapal lain dan pesawat penyerang terfokus ke satu kapal besar. Hasilnya semakin banyak bom dan torpedo yang masuk. Salah satu taktik serangan yang cukup fatal adalah serangan beberapa torpedo bomber Avenger dari dua sisi sekaligus.   

Walau akhirnya IJN Musashi bergabung kembali dengan armada, tapi sudah terlalu banyak serangan yang masuk dengan telak. Walau meriam anti serangan udara berhasil menembak jatuh beberapa pesawat penyerang, jumlah pesawat Amerika terlalu banyak. Tidak adanya air cover yang efektif membuat pesawat Amerika bisa melakukan maneuver optimum untuk menyerang. Torpedo bomber bisa terbang rendah dengan stabil untuk melepaskan torpedo dengan akurat. Dive bomber bisa ambil sudut penyerangan yang paling optimum untuk menyarangkan bom di titik lemah IJN Musashi.

Pada akhirnya raksasa laut ini pun tenggelam. Kapten kapal sempat memerintahkan evakuasi bagi sebagian awak kapal. Dan sesuai tradisi, sang kapten memilih kembali ke ruangannya dan tenggelam bersama dengan IJN Musashi.

Apakah dengan tenggelamnya IJN Musashi dan kemudian diikuti IJN Yamato menandakan akhir dari battleship? Walau persenjataan anti pesawat IJN Musashi sudah diperkuat, tapi tetap saja beberapa pesawat bisa masuk dan menyarangkan serangan telak. Armor tebal pun tidak menjamin battleship kebal dari bom dan torpedo yang ditembakkan dengan akurat. Battleship tidak lagi bisa dioperasikan seperti masa WWI. Akan tetapi bukan berarti battleship sudah tamat riwayatnya. Dengan pola operasi yang benar, Amerika bisa mengoperasikan battleship seperti USS Missouri bahkan sampai jauh setelah WWII. 

Fujimi 1/700 IJN Musashi Full hull and waterline version

Fujimi Musashi hull
Fujimi Musashi propeller
Fujimi Musashi full hull display base

Fujimi mengeluarkan dua versi mokit IJN Musashi di skala 1/700, full hull dan waterline version. Versi full hull mengandung parts untuk membuat model Musashi secara utuh. Lower hull, propeller kit, dan display base yang lumayan bagus disediakan di versi full hull. Bagi modeler yang lebih menyukai diorama waterline, Fujimi juga mengeluarkan versi waterline yang lebih ekonomis. Versi waterline tentu saja tidak mengandung semua bagian yang berada di bawah air seperti Lower hull, propeller kit, dan display base. Kedua versi kit IJN Musashi ini mengandung parts yang sama persis untuk bagian waterline keatas.
Deck detail
Armor belt
Upper hull dicetak dengan detail yang sangat memuaskan. Wood planking direpresentasikan dengan relief yang tajam dan konsisten. Armor belt khas battleship juga disediakan dalam bentuk relief yang sangat baik di sisi lambung. Detil hangar floatplane juga dicetak dengan baik di belakang lambung.
AA guns
Main guns
Mokit ini merepresentasikan IJN Musashi pada akhir masa tugasnya di Battle of Philipines Sea. Dalam perang ini IJN Musashi menukar dua buah secondary turret dengan sejumlah meriam anti serangan udara. Walau hanya menggunakan injection molding styrene, kualitas turret dan laras meriam kit ini sangat bagus. Canvas cover meriam utama dicetak dengan bentuk yang realistis. Laras meriam anti pesawat yang berukuran sangat kecil di 1/700 juga dicetak dengan tajam.
Bridge detail
Mast and main gun
Parts

IJN Musashi dilengkapi dengan 2 jenis float plane. Kedua jenis tersebut, monoplane dan biplane disediakan di kit ini. Tentu saja dalam bentuk multi part untuk detail maksimum dan dilengkapi dengan decal.
Full hull built up

Overall walau tanpa photo etched, detail part plastik kit ini sangat baik. Bakhan sampai part terkecil seperti laras meriam anti pesawat pun dicetak dengan tajam. Detail armor belt juga tidak lupa disertakan oleh Fujimi di kit ini. 

Silahkan kunjungi toko kami, www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, Terimakasih 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar