Tampilkan postingan dengan label Hasegawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hasegawa. Tampilkan semua postingan

Review : Hasegawa 1/48 AV-8B Harrier II Plus

Hasegawa 1/48 AV-8B Harrier II Plus

Harrier with Radar

Perbedaan AV-8B Harrier II versi Plus dengan versi sebelumnya adalah bentuk nose cone yang mancung seperti F/A-18 Hornet. Itu karena didalamnya memang terpasang radar APG-65 milik Hornet. Radar mampu mendeteksi musuh lebih jauh dalam segala cuaca, menambah situational awareness.

Review : Hasegawa 1/200 Airbus A320

The Airbus A320
Hasegawa 1/200 Airbus A320

Airbus A320 adalah saingan terberat Boeing 737, mampu membawa 220 penumpang sejauh 3100-12000km. Airbus adalah konsorsium, sehingga fasilitas final assembly-nya tidak di satu tempat saja. Fasilitas ini berada di Perancis , Jerman, China, bahkan di Amerika, daerah kekuasaan rival terbesarnya, Boeing. Fasilitas final assembly menerima komponen dari banyak sekali pabrikan di seluruh dunia. Sistem produksi tersebar seperti ini berguna untuk membagi jatah produksi bagi semua anggota konsorsium dan mempermudah pemasaran pesawat ke negara yang ikut berpartisipasi membuat komponen Airbus.

Review : Hasegawa 1/200 P-8 Poseidon



Hasegawa 1/200 P8 Poseidon

P-8 Poseidon Multi-mission Maritime Aircraft (MMA)
Walau tidak se-terkenal fighter ataupun bomber, peranan pesawat maritim sangat penting. Di masa damai dan terutama saat perang, laut adalah jalur logistik utama. Tanpa jalur laut yang aman, ekonomi bahkan keamanan sebuah negara bisa terancam. Jangkauan dan endurance pesawat maritim bisa jadi lebih kecil dari kapal. Akan tetapi dari ketinggian terbang beragam sensor pesawat maritim mampu mengcover area yang sangat luas. Dengan kecepatan tinggi, pesawat maritim mampu sampai ke trouble spot dengan cepat dan menetralisir ancaman dengan persenjataan yang dibawanya.

Review : Hasegawa 1/72 X-29

Hasegawa 1/72 X-29

Forward Swept Wing

Pada awalnya sayap dipasang tegak lurus terhadap fuselage. Teknolgi berkembang, mesin jet ditemukan, pesawat bisa terbang mendekati kecepatan suara. Di kecepatan tinggi akan timbul shock wave di beberapa area sayap. Shock wave akan meingkatkan drag secara signifikan, sangat membatasi kecepatan pesawat dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Para ahli aerodinamika menemukan bahwa kemunculan shock wave bisa ditunda dengan memasang sayap dengan sudut miring dari fuselage atau swept wing.

Review : Hasegawa 1/72 F/A-18F Super Hornet

Hasegawa 1/72 F/A-18F Super Hornet

Jack of all trades, master of none

Sejarah Super Hornet berawal dari F/A-18 A/B/C/D Hornet. Kode F/A berarti kemampuan untuk melaksanakan fungsi Fighter dan Attack sekaligus. Sebenarnya F-4 Phantom dan F-14 Tomcat sudah berhasil melaksanakan kedua fungsi diatas. Tapi kondisi politik dunia berubah sehingga budget pertahanan dipotong dan pola ancaman berubah. US NAVY ingin F/A yang mengakomodasi teknologi terbaru, efektif di pertempuran modern, tapi dengan biaya operasi rendah.

Review : Hasegawa 1/200 Boeing 737-400 Solaseed Air 2in1

Hasegawa 1/200 Boeing 737 400 Solaseed Air 2in1

Boeing 737 Classic Series

Boeing 737 adalah twin engine single aisle jet airliner yang sangat populer. Seri original (-100 dan -200) airliner ini diluncurkan pada tahun 60an. Pada tahun 80an Boeing mengaplikasikan beberapa teknologi terbaru untuk menyempurnakan 737 menjadi seri Classic (-300, -400, dan -500). Seri Classic kemudian disempurnakan menjadi seri NG di tahun 90 an.

Perbedaan paling mencolok antara seri Classic dengan Original adalah mesinnya. 737 Original menggunakan low bypass turbofan JT8D, sementara seri Classic memakai high bypass turbofan CFM56.

Review : Hasegawa 1/200 Boeing 737-800 JAL Express

Hasegawa 1/200 Boeing 737-800

Winglet Boeing 737

Krisis bisa menghasilkan berkah jika dihadapi dengan baik. Itulah yang terjadi saat krisis minyak tahun 1973. Saat itu harga minyak dunia meroket, para saintis dan engineer putar otak untuk mengurangi konsumsi minyak. Untungnya banyak dari mereka yang sukses menghasilkan penemuan revelusioner. Salah satunya adalah Richard Whitcomb yang menemukan winglet. Jika dipasang dengan benar winglet mampu mereduksi drag, mengurangi konsumsi bahan bakar pesawat. Temuan ini masih valid sampai sekarang dan sukses mereduksi konsumsi bahan bakar beberapa tipe pesawat, salah satunya adalah Boeing 737-800.

Review : Hasegawa 1/72 F20 Tigershark

Hasegawa 1/72 F20 Tigershark

a F-5 Tiger successor

Pada tahun 60an Northrop memproduksi pesawat yang sangat cost effective, yaitu F-5 Tiger. F-5 adalah pesawat kecil, murah, dan handal, membuatnya dipakai oleh banyak negara dengan budget terbatas tapi butuh fighter dalam jumlah besar. Tidak hanya murah, performa F-5 juga membuatnya dipakai oleh negara yang paling pemilih dalam urusan senjata, yaitu Swiss. Sebagai catatan, Swiss adalah negara netral yang harus punya cukup kekuatan untuk mempertahankan diri sendiri. Jadi Swiss hanya memilih sistem senjata paling tepat untuk militernya.

Melihat kesuksesan F-5 diatas, wajar kalau Northrop ingin melahirkan generasi berikutnya dari pesawat ini. Northrop ingin mempertahankan harga rendah, kehandalan, dan kelincahan F5 Tiger. Selain itu Northrop ingin memperbaiki akselerasi dan menambahkan kemampuan BVR.

Review : Hasegawa 1/200 C47 Skytrain 2in1

Hasegawa 1/200 C47 2in1 box

Jika dilihat sepintas, apa sih istimewanya pesawat transport? Kecepatan biasa saja, manuverabilitas nol, tongkrongan kalem.

Tapi jangan salah, lihatlah lebih dalam lagi. Dengan pesawat transport, logistik vital bisa dikirim dengan cepat nyaris kemana saja. Pasukan kawan dimanapun bisa mendapat logistik yg cukup di waktu yg tepat, membuat mereka menjadi kekuatan tempur yg memadai. Tidak hanya logistik, penggelaran pasukan pun bisa lebih fleksibel. Pasukan para bisa diterjunkan di belakang garis lawan, mengacaukan strategi lawan dan menetralisir kekuatan massif lawan.