Review Hobbyboss 1/700 Oscar II

Hobbyboss 1/700 Oscar II

Armada kapal induk nuklir US NAVY punya kekuatan massif. Puluhan pesawat kombatan tersedia untuk melakukan beragam misi seperti air superiority, interdiction strike, reconnaissance, dll. Kapal induk nuklir bisa memproyeksikan kekuatan tidak hanya di laut, tapi jauh ke daratan, jauh kedalam territorial sebuah negara. Namun Amerika harus membayar sangat mahal untuk kemampuan ini. Harga kapal induk nuklir sangat mahal, biaya operasional selangit, dan perlu diawaki ribuan orang. Belum lagi asset strategis tersebut harus dikawal oleh armada cruiser, destroyer, dan kapal selam. 

Uniknya, Soviet sebagai seteru terbesar Amerika tidak berniat menandingi kehebatan armada kapal induk nuklir US NAVY. Soviet bahkan tidak punya satupun kapal induk nuklir, hanya dilengkapi beberapa kapal induk konvensional saja. Sebagai gantinya Soviet mengembangkan berbagai jenis Anti Ship Cruise Missile (ASCM) raksasa, berukuran lebih besar dari rudal serupa milik barat karena memang bertujuan untuk melumat kapal induk. Tersedia ASCM untuk diluncurkan dari bomber, kapal permukaan (bahkan kapal induk Soviet dilengkapi sederet tabung raksasa peluncur ASCM), dan juga kapal selam.

Review Orochi 1/35 M3 Bradley

Orochi 1/35 M3 Bradley

Bradley seharusnya menjadi penerus M113 dengan kemampuan lebih baik. Peningkatan kemampuan paling terlihat di sisi daya gempur dalam bentuk two man turret. Turret tersebut diawaki oleh commander dan gunner, driver seperti biasa ditempatkan di hull bagian depan. Turret Bradley dilengkapi kanon Bushmaster kaliber 25mm ditambah senapan mesin koaksial 7.62mm. Kaliber boleh jadi hanya 25mm, tapi sistem suplai munisi kanon tersebut mampu berganti jenis peluru dengan cepat. Hal ini meningkatkan fleksibilitas Bradley menghadapi soft target ataupun armor ringan. Tank musuh bahkan bisa dihadapi dengan sepasang rudal TOW yang siap diluncurkan dari tabung di samping turret. TOW bisa diisi ulang oleh awak dengan rudal cadangan di dalam kabin. M2 dan M3 secara fisik cukup sulit dibedakan. Perbedaan utama ada pada perannya, M2 sebagai IFV untuk membawa infantri sedangkan M3 CFV sebagai pengintai pasukan kaveleri. Layout kabin M3 dioptimasi untuk membawa lebih banyak peluru dan rudal TOW sehingga hanya bisa membawa 2 awak tambahan. Firing port untuk menembakkan M16 di sisi hull juga dihilangkan pada M3.

Review Pitroad 1/700 JMSDF Myoko

Pitroad 1/700 JMSDF Myoko

JMSDF Myoko adalah salah satu dari 4 kapal AEGIS destroyer Kongo class. Dilihat sepintas kapal ini sangat mirip dengan Alreigh Burke class, karena memang dikembangkan dari AEGIS destroyer milik US NAVY tersebut. Seperti Burke, superstructure Myoko didominasi 4 panel antenna radar besar. Setiap panel sebenarnya terdiri dari banyak elemen antenna. Setiap elemen meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan fase dan amplitudo masing-masing, dikontrol oleh komputer. Superposisi gelombang dengan fase dan amplitudo berbeda menghasilkan pola interferensi yang unik. Dengan setting yang benar gelombang radio akan saling memperkuat di satu arah tertentu dan saling menghancurkan di arah lainnya. Hasilnya adalah radar beam tajam yang bisa diarahkan dengan cepat dan fleksibel, dikendalikan secara elektronik oleh komputer. 4 panel antenna radar tidak perlu diputar, cukup dipasang mati di 4 sisi superstructure.

Review Trumpeter 1/350 Type 23 Frigate

Trumpeter 1/350 Type 23 Frigate

Frigate Type 23 adalah kapal kombatan kecil yang dijejali segudang senjata. Dari halauan ke buritan dipenuhi meriam 4.5in, array VLS Sea Wolf, 2x4 Harpoon launcher, beragam kaliber senapan mesin, dan Stingray torpedo launcher. Di belakang juga tersedia hangar dan helipad untuk mengoperasikan sebuah heli maritim bersenjata torpedo dan rudal. Semua sistem senjata tersebut bisa menghantam target dari jauh dengan akurat berkat serangkaian radar dan sonar terbaru. Hasilnya Type 23 adalah kapal multi-misi yang mampu menghadapi ancaman bawah air, permukaan, dan udara.