Review : Pit Road 1/700 USS Hornet CV 8

Pit Road 1/700 USS Hornet box
The Man behind the gun

The most important is the man behind the gun.

War is fought by soldiers.

Kata kata diatas, dan banyak lagi hasil pemikiran orang-orang hebat menyimpulkan pentingnya manusia sebagai penentu kemenangan. Teknologi dan logistik memang penting untuk menghadirkan peralatan berkualitas dalam jumlah yang cukup di tempat dan waktu yang tepat. Tapi semua itu perlu diawaki oleh manusia. Tanpa manusia yang berkualitas, semua itu akan sia sia.


Bicara kualitas manusia, berarti bicara skill. Skill yang bagus bisa didapat dari pelatihan yang memadai. Tapi manusia bukanlah mesin yang output sebanding dengan input secara konsisten. Manusia sangat tergantung pada kondisi psikologisnya. Dengan kondisi psikologis yang tepat, skill yang dilatih akan dapat keluar secara efektif. Begitu juga sebaliknya, dalam kondisi psikologis yang tidak baik, skill menjadi tidak efektif.

Menyadari hal ini, beberapa ahli strategi hebat merancang taktik untuk menghancurkan psikologi lawan sekaligus memperkuat psikologi kawan. Salah satu contoh terbaik kasus ini adalah Doolittle raid/Tokyo raid di perang dunia kedua.

Pada awal WWII di pasifik, Amerika dalam posisi terdesak. Amerika berhadapan dengan kekuatan udara dan laut raksasa milik Jepang. Pangkalan Amerika di pearl harbor digempur dengan telak. Koloni Amerika di Filipina direbut Jepang. Amerika dan sekutunya selalu kalah dan didesak mundur oleh Jepang. Kekalahan Amerika di pasifik sudah di depan mata. Bahkan Amerika pun bersiap untuk menghadapi invasi Jepang di tanah sendiri.

Mengadapi situasi ini, presiden Roosevelt menginginkan serangan balasan ke jantung Jepang, Tokyo. Menurutnya serangan seperti ini bisa membangkitkan semangat bangsa, bisa merubah jalannya perang. Masalahnya militer Jepang pada waktu itu sangat kuat dan wilayah pertahanannya sangat luas. Serangan ini tidak mungkin dijalankan secara konvensional. Bomber USAAF punya jarak dan daya hantam  memadai, tapi tidak ada pangkalan yang cukup dekat dengan Tokyo. Kapal induk meluncurkan pesawat bomber US NAVY dari lepas pantai Jepang. Tapi Jangkauan bomber milik US NAVY ini relatif pendek, kapal induk perlu berada cukup dekat dari Tokyo. Hal ini sangat beresiko, resiko yang tidak ingin diambil US NAVY mengingat pentingnya kapal induk dalam jumlah cukup untuk menghadapi invasi Jepang.

Lalu seorang perwira kapal selam menemukan solusi untuk masalah ini. Perwira tersebut menyarankan untuk meluncurkan bomber USAAF dari kapal induk US NAVY. Bomber USAAF punya jarak cukup jauh, sehingga kapal induk bisa berada dalam jarak aman. Setelah meluncurkan bomber, kapal induk bisa langsung mundur untuk meminimalisasi resiko ditenggelamkan Jepang.

Bomber ditugasi menghantam beberapa titik strategis di jantung Jepang, lalu terbang ke barat dan mendarat di Cina. Ini adalah misi yang sangat beresiko, bahkan bisa dibilang misi one way ticket. Seorang perwira sekaligus penerbang pemberani, Letkol Doolittle menyanggupi misi ini. Dia kemudian memilih beberapa sukarelawan untuk mengawaki 16 bomber untuk misi ini.

US NAVY menugaskan salah satu kapal induk terbaru mereka dari kelas Yorktown untuk misi ini. Kapal induk tersebut adalah USS Hornet CV-8. Walaupun kapal induk terbaru, USS Hornet masih dibuat dengan mengindahkan batasan yang sudah disepakati di Naval Treaties tahun 1930an. Navel Treaties ini membatasi ukuran maksimum kapal induk. Ukuran yang terbatas berimbas kepada performa dan kapasitas angkut pesawat. Masalah ini kemudian ditambah lagi dengan kondisi awak USS Hornet. Awak kapal tersebut sebagian besar masih belum berpengalaman, bahkan banyak yang baru pertama kali melihat lautan. Untungnya kapal ini dipimpin oleh para perwira yang hebat. Mereka mampu menyiapkan USS Hornet untuk salah satu misi paling berbahaya di WWII dalam waktu relatif singkat dan dengan kerahasiaan tinggi.

Jika US NAVY menyumbang kapal induk, USAAF menyumbang bomber nya. Ada beberapa bomber yang jadi kandidat untuk misi ini. Tapi setelah mempertimbangkan jangkauan, performa, dan ukuran, bomber B25 Mitchell dipilih untuk misi ini. B25 adalah bomber medium bermesin dua. Kedua mesin ini menyediakan tenaga yang cukup untuk take off dari kapal induk dalam sebuah simulasi. Ukuran bomber ini juga tidak terlalu besar, sehingga 16 buah dapat diangkut di dek USS Hornet.

Bahaya sudah ada sejak misi dimulai. Pada dasarnya B25 dirancang untuk take off dari landasan panjang di darat. Di misi ini, bomber dipaksa untuk take off dari landasan pendek kapal induk. Untuk melakukan hal ini, B25 dimodifikasi habis habisan. Modifikasi difokuskan ke pengurangan bobot dan penambahan kapasitas bahan bakar. Komponen yang tidak esensial seperti radio jarak jauh dan sebagian senapan mesin pertahanan diri pun dilolosi. Konon, batangan sapu yang dicat hitam dipasang di dudukan senapan mesin ekor. Batangan sapu ini terbukti cukup efektif untuk menakuti penyergap musuh.

Selain itu misi ini sangat berbahaya, ada kemungkinan B25 jatuh di daerah musuh. Oleh karena itu komponen rahasia seperti Norden bomb sight pun dilolosi. Norden bomb sight adalah alat rumit untuk meningkatkan akurasi pemboman dari ketinggian. Dalam misi ini, bom akan dilepaskan dari ketinggian rendah. Jadi Norden bomb sight yang sifatnya rahasia tidak diperlukan. Bomb sight rahasia ini kemudian diganti dengan bomb sight rakitan para kru. Bomb sight rakitan ini sederhana, murah, dan akurat untuk low level bombing.

Namanya juga perang, sebagus-bagusnya rencana disusun, ada saja masalahnya. Sebuah kapal patroli Jepang memergoki task force USS Hornet sebelum sampai ke titik peluncuran yang direncanakan. Kapal patroli tersebut langsung ditenggelamkan oleh pengawal task force. Akan tetapi pihak Amerika kawatir kalau kapal patroli tersebut sempat memberi tahu markasnya. Keberhasilan serangan ini sangat ditentukan oleh pendadakan. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk langsung meluncurkan B25, lebih awal dari rencana dan pada jarak yang lebih jauh. Untungnya modifikasi B25 dan latihan kru-nya berhasil, semua bomber dapat take off dengan aman dari USS Hornet.

Proses pemboman berlangsung dengan lancar. Jepang yang merasa sedang menang tidak menyangka sama sekali akan ada serangan ke Tokyo. Beberapa bom dijatuhkan dengan sukses di Tokyo. Beberapa diantaranya membawa muatan special, yaitu medali perdamaian yang diberikan Jepang saat berpura pura baik dengan Amerika.

Masalah terjadi setelah itu. Take off dijalankan dari jarak lebih jauh dari rencana awal. Armada B25 nyaris tidak bisa sampai ke Cina. Untungnya ada tail wind yang membantu mereka. Sudah sampai di Cina bukan berarti masalah selesai. Karena misi dijalankan lebih awal, pihak yang menyambut di Cina tidak menyadari perubahan ini. Akibatnya tidak ada homing beacon yang membantu navigasi armada B25 ke tempat aman. Mereka crash landing di posisi yang tidak aman. Sebagian kru selamat, dan ada juga yang tertangkap dan dieksekusi tentara Jepang disana.

Letkol Doolittle sudah pasrah akan menghadapi mahkamah militer karena kehilangan semua B25 yang dipimpinnya di misi ini. Tapi bukan hukuman yang dia dapat, melainkan penghargaan. Misi Doolittle raid ini berhasil.

Kalau dilihat secara sempit, misi ini adalah sebuah kegagalan fatal. Membahayakan kapal induk strategis yang sangat dibutuhkan di medan perang lain. Mengorbankan beberapa kru bomber terbaik USAAF. Kehilangan seumlah besar bomber B25. Semua ini hanya untuk menjatuhkan beberapa bom di Tokyo. Bom tersebut memang mengenai sasarannya, tapi tidak ada kerusakan fisik berarti pada militer ataupun industri musuh.

Untungnya petinggi Amerika pada waktu itu tidak berpikiran sempit. Doolittle raid dinyatakan sukses karena dua hal. Yang pertama serangan ini berhasil meningkatkan kondisi psikologis pasukan Amerika, memberi mereka berita kemenangan pertama, membuat mereka percaya bahwa kemenangan bisa diraih.

Yang kedua serangan ini juga berhasil mempengaruhi psikologi musuh. Kondisi psikologi lawan berubah total dari merasa tidak terkalahkan menjadi merasa tidak aman. Perubahan ini memaksa Jepang untuk memikirkan kembali strategi pertahanan. Fatalnya perubahan strategi ini dilakukan dalam tekanan besar dan dalam kondisi malu, marah dan tidak sabar. Hasilnya adalah strategi yang kurang tepat. Perang Midway adalah salah satu impak Doolittle Raid ini. Sebagai catatan perang Midway adalah titk balik WWII di pasifik. Di perang ini Jepang kehilangan banyak kapal induk beserta pilot berpengalamannya, kehilangan yang tidak bisa di recover Jepang selama WWII.

Sebelum Doolittle raid, Amerika selalu diserang, mundur, dan kalah. Setelah Doolittle raid, giliran Jepang yang merasakan pahitnya kekalahan. Serangan ini juga merupakan salah satu bukti sejarah pentingnya kondisi psikologis manusia untuk memenangkan perang.

USS Hornet CV-8

USS Hornet CV-8 adalah kapal induk terbaru Amerika di awal WWII. Kapal ini termasuk kelas Yorktown. Kelas ini didisain dengan mengindahkan Naval Treaties tahun 1930 an yang membatasi dimensi dan bobot kapal militer.

Sewaktu Pearl Harbor diserang, kapal ini sedang dalam masa pengujian. Lalu kapal ini ditarik ke perairan yang lebih aman untuk mensimulasikan peluncuran bomber B25 milik USAAF. Pada saat itu, awak kapal belum mengetahui makna dari simulasi ini ataupun takdir mereka yang akan tercatat di sejarah.

Walaupun diawaki pelaut yang belum berpengalaman, USS Hornet tetap siap melaksanakan misi Doolittle Raid pada waktunya. Di misi ini USS Hornet bergabung dengan USS Enterprise dalam Task Force 16 (TF16). 16 B25 diparkir di dek Hornet, memenuhi seluruh area dek. Sehingga fighter asli milik USS Hornet terpaksa diparkir di hanggar bawah dan tidak bisa diluncurkan selama dek masih dipenuhi B25. Sehingga USS Enterprise diperlukan untuk menyediakan air cover di misi ini. Semua pelatihan awak sukses, USS Hornet mampu meluncurkan semua B25 dengan aman.

Untuk menjaga keselamatan kedua kapal induk, TF 16 segera ditarik mundur setelah meluncurkan B25. Selain itu kedua kapal induk ini juga dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam perang Coral Sea. Sayangnya perang ini keburu selesai sebelum USS Hornet dan Enterprise sampai di lokasi.

Prestasi besar kedua USS Hornet adalah di perang Midway. Ini adalah perang habis habisan pertama antara kapal induk Jepang dan Amerika. Dalam perang ini kedua pihak bisa saling menghancurkan dalam jarak jauh, sebelum kapal lawan terlihat di horizon. Sehingga kemenangan perang ditentukan oleh pihak yang bisa lebih dahulu menemukan posisi lawannya.

Pesawat milik USS Hornet melakukan hal ini, mereka berhasil menemukan armada Jepang lebih dahulu. Satu skuadron torpedo bomber, VT-8 kemudian menyerang kapal induk lawan. Sayangnya skuadron ini dilengkapi dengan pesawat kuno, TBD Devastator. Sehingga serangan tidak efektif dan semua pesawat kecuali satu berhasil ditembak jatuh lawan. Sepintas terlihat para pilot VT-8 gugur sia sia, tapi lihatlah lebih luas lagi. VT-8 menyerang dari ketinggian rendah untuk melepaskan torpedo. Meladeni hal ini, fighter Jepang terpaksa turun ke ketinggian rendah. Fighter Jepang memang berhasil menghabisi torpedo bomber VT-8, tapi penjagaan udara di ketinggian tinggi menjadi lemah. Akibatnya skuadron dive bomber SBD Dauntless berhasil memanfaatkan celah ini. Mereka berhasil masuk dan menyarangkan beberapa bom dengan telak ke kapal induk Jepang. Hasilnya Jepang kehilangan sejumlah besar kapal induk beserta pilot berpengalamnnya dalam perang ini. Ini adalah kehilangan yang tidak bisa di recover oleh Jepang selama WWII. Perang pasifik adalah perang kapal induk. Tanpa armada kapal induk yang memadai, Jepang tidak mampu melakukan inisiatif menyerang. Tanpa inisiatif menyerang, Jepang hanya bisa bertahan dan mundur. Ini adalah bencana bagi Jepang, negara itu sangat tergantung pada sumber daya alam dari luar dan langkah mundur ini bisa memutus suplai sumber daya alam tersebut. Atas pengorbanan dan jasa yang amat besar ini, para awak VT-8 diberikan penghargaan khusus.  

Sejauh ini USS Hornet adalah kapal yang beruntung. Kapal ini memang kehilangan banyak pesawatnya, tapi belum pernah mengalami kerusakan besar. Keberuntungan kapal ini semakin menipis. Jepang mengetahui kalau USS Hornet bertanggung jawab dalam Doolittle Raid, sehingga menenggelamkan kapal ini adalah salah satu obsesi AL Jepang. Peluang melakukan hal ini terjadi di pertempuran Santa Cruz. Pertempuran Santa Cruz ini terjadi saat Jepang berusaha menginvasi Guadalcanal. Guadalcanal dianggap sangat penting bagi Jepang, sehingga mereka mengerahkan kekuatan laut besar disini. Di pertempuran ini sebenarnya USS Hornet ditemani oleh USS Enterprise. Tapi USS Enterprise beruntung masuk ke squall, sehingga tidak bisa ditemukan oleh Jepang. USS Hornet tidak seberuntung itu. Sudah diincar dan satu satunya kapal induk yang berhasil dideteksi Jepang. Seluruh serangan kemudian difokuskan ke USS Hornet. Kapal ini melawan dengan gigih, tapi akhirnya tenggelam juga. Tenggelamnya USS Hornet tidak sia sia. Perlawanan yang diberikan cukup merusak armada invasi Jepang. Sehingga invasi Jepang ke Guadalcanal kemudian dibatalkan. Amerika tetap menguasai Guadalcanal sebagai pangkalan untuk rencana offensifnya sekaligus memutus suplai sumber daya alam ke Jepang.   

Pit Road 1/700 USS Hornet CV-8

Nama Pit Road mungkin belum familiar. Pit Road adalah pabrikan mokit dari Jepang. Pabrikan ini biasa joint development dengan Trumpeter untuk membuat mokit. Salah satu hasil joint development adalah mokit 1/700 USS Hornet CV-8 ini.  Secara umum plastic parts versi Trumpeter sama dengan versi Pit Road. Versi Trumpeter dipasarkan ke seluruh dunia, sedangkan versi Pit Road difokuskan ke pasar Jepang. Oleh karena itu ada beberapa perbedaan di kedua versi ini. Perbedaan ada di box art, instruction sheet, dan ekstra PE Parts.

Kapal induk pada dasarnya berukuran besar, sehingga model 1/700 nya pun berukuran besar. Walapun detail eksteriornya tidak serumit battleship, eksterior kapal induk tetap cukup rumit. Terutama kapal induk WWII yang banyak mengandalkan senapan mesin untuk pertahanan udara. Ukuran yang besar ditambah detail yang rumit butuh jumlah parts yang cukup banyak. Untungnya Pit Road/Trumpeter menyediakan parts yang cukup banyak di mokit ini. Dari pengamatan sepintas, kualitas cetakan cukup baik, tidak ada cacat yang terlihat dari luar. Berhati hatilah pada saat memotong parts dari sprue karena ukuran yang cukup kecil. Ukuran kecil ini memang diperlukan untuk memberi detail yang realistis di 1/700.

Pit Road 1/700 USS Hornet Parts
Selain detail eksterior, kapal induk juga punya detail interior yang cukup ekstensif. Detail interior ini ada di hanggar deck. Hanggar deck memang ada di dalam lambung, tapi bisa terlihat dari luar saat elevator terbuka. Untungnya Pit Road/Trumpeter menyediakan detail hanggar deck yang cukup lengkap. Detail ini pun bisa dinikmati dari luar berkat opsi elevator yang bisa diposisikan turun atau naik.

Semua detail tadi dijejalkan kedalam sebuah hull. Pit Road/Trumpeter menyediakan hull dalam dia part besar terpisah di waterline. Bagian atas hull memiliki detail relief yang cukup oke.

Pit Road 1/700 USS Hornet Hull
Pit Road/Trumpeter menyediakan dua opsi untuk bagian bawah hull, bisa full hull atau waterline. Untuk opsi full hull disediakan lengkap sampai propeler dan ruddernya. Model full hull ini dapat dipajang dengan bagus berkat display base berkualitas yang dsediakan dimokit ini. Display base ini berbentuk kotak, padat, cocok untuk menaruh model kapal besar seperti kapal induk.

Pit Road 1/700 USS Hornet Full hull display base
Bagi modeller yang lebih menyukai tampilan dinamis USS Hornet sedang berlayar pun tidak perlu repot. Pit Road/Trumpeter menyediakan blanking plate yang sesuai di mokit ini. Bahkan display base permukaan laut pun disediakan dalam bentuk plastik biru transparan. Di sini sudah ada lekukan yang pas dengan bentuk hull USS Hornet. Selain itu permukaan plastik dicetak dengan tekstur permukaan laut dan riak yang sesuai. Display base ini sidah cukup kuat dan kaku untuk memajang model jadi USS Hornet. Selain itu anda bisa menambahkan papan kayu dibawahnya untuk membuat display base yang lebih elegan. Papan kayu tidak disediakan di mokit ini, tapi anda bisa dengan membuatnya sendiri dengan relatif mudah.     

Pit Road 1/700 USS Hornet waterline display

Tidak seperti kapal induk modern, USS Hornet punya pola kamuflase yang cukup unik. Untungnya Pit Road/Trumpeter menyediakan instruksi berwarna untuk membantu mereplikasi kamuflase rumit tadi.

Pit Road 1/700 USS Hornet painting instruction
Senjata utama kapal induk adalah armada pesawatnya. Pit Road menyediakan pesawat yang biasa dibawa kapal induk ini dengan lengkap. Mulai dari fighter F4F Wildcat, Torpedo bomber TBD Devastator, sampai Dive Bomber SBD Dauntless. Disediakan selusin model intik setiap jenis pesawat, jadi total ada 36 pesawat, cukup untuk membuat model USS Hornet dalam kondisi operasional di flight & hanggar deck.

Pit Road 1/700 USS Hornet air power
Tidak hanya itu, misi paling bersejarah kapal ini adalah Doolittle Raid. Pit Road/Trumpeter juga menyediakan opsi untuk memodelkan USS Hornet dalam misi ini. Tersedia 16 model B25 Mitchell, pas dengan jumlah pesawat yang berpartisipasi dalam Doolittle Raid.

Pit Road 1/700 USS Hornet B25 Mitchell

Semua pesawat diatas disediakan dalam bentuk multi part. Umumnya memiliki propeller dan landing gear terpisah untuk menghasilkan detail yang baik. Panel line juga tersedia dalam bentuk recessed. Semua model pesawat dicetak dengan plastik transparan. Plastik transparan ini lebih ringkih dari plastik normal, jadi hati hati sewaktu memotong dari sprue. Kelebihan penggunaan plastik transparan adalah canopy bisa dibuat lebih realistis. Tempelkan masking di canopy, semprot overall dengan warna gelap, lalu laburkan warna kamuflase aslinya. Jika diakukan dengan benar akan membuat ilusi canopy yang realistis di 1/700.

Pit Road/Trumpeter juga menyediakan decal yang cukup ekstensif untuk marking semua pesawat.

Pit Road 1/700 USS Hornet Decal
Teknologi injection molding sudah cukup mature untuk menghasilkan parts yang cukup halus. Tapi beberapa detail kapal di skala 1/700 belum bisa dibuat dengan injection molding. Untuk area detail ini Pit Road menyediakan PE parts. Tersedia juga instruksi terpisah untuk memasang PE parts ini.

Pit Road 1/700 USS Hornet PE parts
Overall harga mokit ini memang sedikit mahal. Part count banyak dan halus adalah plus minus tersendiri. Pilihan opsi full hull atau waterline dengan display base masing-masing adalah poin plus mokit ini. Dengan mokit ini anda bisa membuat replika akurat dan detail dari salah kapal induk paling sukses di WWII. Kapal induk yang terlibat di salah satu misi paling berbahaya yang mampu mengubah arah WWII.


Jika anda berminat merakit model kapal induk bersejarah ini, silahkan kunjungi toko kami di www.rumahmokit.com , terimakasih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar