Review: Revell 1/144 F-16C

Revell 1/144 F-16C

Ada banyak cerita seputar F-16, namun bagi kami yang paling berkesan adalah saat John Boyd merumuskan disain dasar fighter luar biasa ini. Pembaca yang ingin tahu lebih lengkap silahkan baca biografi Boyd: the Fighter Pilot Who Changed the Art of War. Dalam buku ini terdapat kisah hidup Boyd beserta kepribadiannya yang unik, politik internal pentagon, sedikit penjelasan tentang teori temuan Boyd seperti E-M dan OODA Loop, dan sejarah F-15, F-16 dan A-10 yang kemungkinan besar belum pernah Anda dengar sebelumnya.


Karir pilot Boyd dimulai dari perang Korea di F-86 Sabre. Nasib membuatnya hampir tidak bertemu MiG sehingga dia tidak mencetak satupun kill “resmi”. Walau demikian, para petinggi menyadari potensi pilot muda ini. Boyd kemudian ditugaskan untuk belajar di Nellis AFB, atau Fighter Weapons School, atau TOP-GUN nya USAF (walau sebenarnya TOP-GUN berdiri setelah FWS). Nellis adalah tempat idaman setiap fighter pilot USAF. Disini pilot dilatih untuk menerbangkan fighter sampai batasnya. Bahkan instruktur Nellis terkadang menguji pesawat sampai diluar batas yang ditentukan pabrikan dan USAF test pilot Edwards AFB. Nyali test pilot Edwards sudah terhitung diatas rata-rata, namun pilot Nellis lebih tinggi lagi (mereka bahkan menyebut test pilot Edwards dengan Edwards-puke hehehe). Kondisi penuh testosterone seperti ini kondusif untuk mencetak fighter pilot terbaik. Namun memang ada harga yang harus dibayar. Pesawat jatuh dan bahkan memakan nyawa pilot adalah hal yang biasa di Nellis pada waktu itu.

Ada cerita unik soal kultur safety record di Nellis ini. Beberapa tahun setelah Nellis, Boyd pernah meng-kritik komandan USAF yang membanggakan safety record tinggi unit yang dipimpinnya. Menurut Boyd, safety record tinggi berarti pilot tidak di-push untuk mengoptimalkan pesawatnya. Statement ini adalah salah satu dari banyak statement kontroversial yang dikeluarkan Boyd, namun dia bukanlah orang yang asal bicara. Boyd selalu berbicara berdasarkan fakta. Dan jika ada yang berani mendebatnya, dia mampu melawan dengan segudang fakta solid yang sangat sulit dibantah. Pengalaman di Nellis sangat membekas di hati Boyd. Sehingga salah satu parameter fighter ideal adalah harganya harus cukup murah agar negara bisa mentoleransi kehilangan beberapa pesawat saat latihan. Sesuatu yang bisa diraih F-16, namun akan menjadi pertanyaan bagi F-22 dan F-35 yang harganya selangit.

Performa Boyd di Nellis sangat bagus sehingga dia diangkat jadi instruktur. Pada saat ini dia menemukan sesuatu yang revolusioner tentang manuver fighter. Sebagai bukti, Boyd mengeluarkan tantangan dogfight 40 detik. Simulasi dogfight dimulai dalam posisi Boyd di depan, penantang di belakang dalam posisi sempurna untuk menembak Boyd. Penantang dianggap menang kalau bisa bertahan selama 40 detik atau bahkan bisa menembak Boyd. Iya betul, penantang cukup perlu bertahan 40 detik dengan posisi awal yang menguntungkan. Jika ada yang berhasil maka akan ditraktir steak oleh Boyd. Terlihat sangat mudah kan. Namun berbagai pilot sudah mencoba, dan semua gagal. Pada awalnya Boyd terlihat jelas di depan mata. Namun dengan maneuver yang terlihat ajaib tiba-tiba Boyd menghilang dan entah bagaimana muncul di belakang untuk membukukan gun kill sempurna.

Beberapa pilot lain mungkin bisa melakukan apa yang Boyd lakukan, beberapa bahkan lebih baik. Namun selain pilot, Boyd juga seorang engineer. Boyd tidak ingin skill manuver ini hanya sebatas feeling yang dikuasai pilot elit tertentu saja. Boyd merumuskan metode manuver tersebut menjadi teori E-M (Energy Maneuverability) yang bisa dibuktikan secara matematis dengan bantuan komputer. Teori E-M berguna untuk mencari set manuver yang optimum fighter tertentu. F-100 Super Sabre yang dipakai saat melaksanakan tantangan 40 second Boyd adalah pesawat yang cukup sulit diterbangkan dan bukan pesawat yang lincah. Namun buktinya Boyd bisa melakukan manuver yang terlihat ajaib, mampu merubah situasi dari defensif menjadi ofensif dalam waktu kurang dari 40 detik secara konsisten. Seorang murid Boyd bahkan bisa menerapkan resep dari teori E-M saat F-105 nya disergap MiG. F-105 adalah fighter bomber yang jauh dari kata lincah. Namun dengan manuver tertentu F-105 bisa lolos dari sergapan MiG yang jauh lebih lincah dan bahkan merontokkan MiG tersebut.

Teori E-M juga bisa diterapkan untuk mendisain fighter baru. Boyd bekerjasama dengan para sahabat setianya seperti Pierre Sprey, Harry Hillaker, dan banyak lagi. Mereka membentuk grup yang cukup berpengaruh bernama fighter mafia. Setiap orang punya background masing-masing yang bisa memberi masukan komprehensif bagi pengembangan teori E-M, terutama saat ingin digunakan untuk mendisain fighter baru.

Teori E-M tidak menekankan keungulan satu parameter tertentu, namun keseimbangan semua parameter fighter. Sebagai contoh wing loading rendah memang membuat pesawat jadi lincah. Namun sayap besar yang dibutuhkan untuk menghasilkan lift besar akan menambah drag dan berat yang akan menurunkan performa. Thrust to weight besar juga sangat menguntungkan. Namun hal ini berarti memakai mesin kuat yang boros bahan bakar. Konsekuensinya lebih banyak bahan bakar perlu dibawa, menambah berat dan drag yang akan menegasikan keunggulan besarnya thrust. Hasil dari analisis dan perhitungan mereka adalah fighter ringan bermesin tunggal yang seimbang dalam berbagai parameter seperti wing loading, thrust to weight ratio, fuel fraction, dll. Tidak ada parameter yang menonjol, semua seimbang agar tidak saling menegasikan keunggulannya.

Dalam kondisi ideal, fighter rancangan Boyd seharusnya disambut dengan baik. Performa disain terbukti secara matematis. Berat ringan dan mesin tunggal berarti harga dan biaya operasional rendah. Namun pada saat itu, dan mungkin sampai sekarang, mentalitas para petinggi adalah bigger is better. Mereka ingin fighter dengan senjata dan fitur terbaru sebanyak mungkin. Berat membengkak tidak masalah, tinggal pasang 2 mesin. Boros bahan bakar yaa tinggal jejalkan sebanyak mungkin bahan bakar. Pesawat jadi berat, yaa tinggal pasang sayap raksasa. Bagi mereka fighter yang besar, berat, canggih, dan terutama mahal adalah sesuatu yang bagus. Bagi mereka yang terpenting bukanlah memiliki fighter terbaik, tapi jangan sampai budget jatuh ke angkatan lain.

Menghadapi resistensi besar, Boyd tidak menyerah. Pada saat ini Boyd tidak lagi bertugas sebagai fighter pilot aktif. Medan perang Boyd saat ini adalah di pentagon. Bukan dengan jet fighter, tapi dengan gerilya menyebarkan pemahaman LWF (Light Weight Fighter) lewat briefing. Boyd dengan cerdas mem-brief semua lapisan mulai dari perwira rendah sampai ke jendral. Konsep yang dibawa Boyd tentang LWF bertentangan dengan pemahaman umum di USAF sehingga mendapatkan perlawanan sengit. Namun Boyd benar-benar memahami konsep yang dibawa, semua pertanyaan bisa dijawab dengan final.

Akhirnya perjuangan Boyd dan kawan-kawan membuahkan hasil, USAF memutuskan untuk membuka tender LWF. Ada dua prototype yang bersaing di tahap final: YF-16 vs YF-17. Kedua pesawat sama-sama bagus, namun akhirnya YF-16 yang dipilih untuk kemudian dikembangkan jadi F-16.

Salah satu nilai plus yang membuat YF-16 lebih disukai para test pilot adalah kemampuan untuk melakukan transisi antar manuver dengan lebih baik. Ternyata YF-16 didisain oleh Harry Hillaker, sahabat Boyd yang ikut mengembangkan teori E-M. Hillaker tentu saja sangat memahami E-M dan menerapkannya pada YF-16 menjadi pesawat yang sangat lincah.

F-16 adalah single engine fighter yang kecil dan ringan. Single engine berarti konsumsi bahan bakar jauh dibawah twin engine fighter. Ukuran kecil berarti drag rendah, ditambah lagi dengan fuel fraction yang cukup besar membuat jangkauan F-16 terhitung cukup bagus, bahkan lebih baik dari F-15. Hal ini menampar keras pihak yang berpendapat bahwa fighter kecil tidak berguna karena jangkauannya pendek.

Harry Hillaker cukup selektif dalam mengintegrasikan fitur baru demi menjaga ukuran dan bobot tetap rendah. Namun ada satu fitur revolusioner yang diintegrasikan, yaitu kombinasi RSS (Relaxed Static Stability) dan FbW (Fly by Wire). RSS berarti menggeser titik berat ke belakang, mendekati dan bahkan melampaui center of lift. Hal ini membuat pesawat jadi sangat lincah namun tidak stabil. Kestabilan disediakan secara dinamis dengan FbW. Komputer memonitor serangkaian sensor untuk mengetahui attitude pesawat. Komputer lalu memerintahkan defleksi seluruh bidang kontrol dengan presisi agar pesawat bergerak sesuai perintah pilot. Proses ini berlangsung kontinyu dan dilakukan oleh beberapa komputer sekaligus sebagai redundansi. Sistem revolusioner ini ternyata sangat efektif dan handal sehingga hampir semua fighter modern setelah F-16 didisain dengan RSS dan FbW.

Revell 1/144 F-16C                   
Revell 1/144 F-16C parts 1

Revell 1/144 F-16C parts 2

F-16 adalah fighter yang kecil, apalagi di skala 1/144. Namun Revell menyediakan 4 sprue reguler dan 1 clear sprue untuk model mungil ini. Semua parts dirakit dalam sekitar 30 step. Terlihat banyak, tapi Revell memang terbiasa memberikan instruksi detail yang mudah diikuti. Sebagai contoh ada gambar sudut anhedral elevator F-16 yang tepat dan jelas.
 
Revell 1/144 F-16C fuselage
Revell 1/144 F-16C intake lip and cockpit tub

Revell menyediakan kokpit yang berkualitas. Side panel cockpit tub diperkaya tombol2 dalam bentuk raised relief. Bentuk unik instrument panel F-16 ditangkap dengan baik. Instrument coaming juga dapat sentuhan detail. Semua ditutup dengan one piece canopy yang cukup jernih.
 
Revell 1/144 F-16C main landing gear bay
Breakdown intake kit ini dicetak seperti 1/72, terbagi jadi 3 part dengan intake lip yang cukup tipis. Main landing gear bay juga dicetak dengan sangat detail untuk ukuran 1/144. Landing gear door dicetak dengan baik beserta dengan relief detail sisi dalamnya. Pada kit ini tersedia opsi vertical tail dengan parabrake housing, tidak dipakai untuk F-16C USAF, tapi sepertinya cocok untuk F-16 TNI-AU.
 
Revell 1/144 F-16C centerline tank and Sidewinder
Revell 1/144 F-16C HARM and LGB

Pilihan load out yang disediakan sangat impresif. Centerline station bisa diisi drop tank atau ECM pod. Inner wing station dipasangkan dengan drop tank yang dilengkapi decal. Modeler bisa memilih HARM atau LGB untuk mengisi middle wing station. Jika memilih HARM, tersedia AN/ASQ-213 HTS pod untuk dipasang dibawah intake. AMRAAM dan Sidewinder tersedia untuk dipasang di outer wing station dan wingtip, lengkap dengan decal marking.
 
Revell 1/144 F-16C AMRAAM and canopy
Dalam kit ini disediakan decal special untuk Texas ANG anniversary. Decal placement instruction dicetak besar dan jelas. Bahkan disini juga ditunjukkan posisi static wick. Mungkin ada modeler yang tertantang memasang static wick F-16 skala 1/144.

Overall standar kit pesawat 1/144 modern sudah berkembang jauh. Part count dan kompleksitas kit F-16 1/144 ini mungkin setingkat dengan 1/72 keluaran lama. Modeler berpengalaman akan bisa menangani segudang part kecil di kit ini, merakitnya menjadi model F-16 skala 1/144 super detail.

Silahkan kunjungi toko kami www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, Terimakasih. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar