Trumpeter 1/72 FC-1 / JF-17 |
Jet Intake
Mesin jet butuh banyak udara untuk
menghasilkan thrust kuat. Kualitas udara yang masuk ke mesin juga harus dijaga, terutama saat melaju supersonic atau melakukan manuver ekstrim.
Ancaman pertama adalah boundary layer,
lapisan tipis udara yang menempel pada tubuh pesawat, bergerak lebih lambat
dari free stream. Variasi kecepatan boundary layer yang lambat dengan free
stream yang cepat bisa mengganggu operasi mesin. Boundary layer perlu dicegah
agar tidak masuk ke mesin. Solusi konvensional untuk masalah ini adalah dengan
memberi jarak antara intake dengan body pesawat, bisa juga dibantu dengan
splitter plate. Boundary layer yang terlanjur masuk bisa dibuang dengan sistem
bypass duct.
Masalah kedua timbul saat pesawat melaju
supersonic. Karakteristik udara supersonic berbeda jauh dengan subsonic. Turbojet
dan turbofan yang dioptimasi untuk menerima udara subsonic tidak mampu bekerja
optimum dan bahkan bisa mati saat diberi udara supersonic. Sistem intake harus
meregulasi udara masuk sehingga sampai ke mesin dalam tekanan dan kecepatan
optimal. Supersonic fighter seperti F-15 mengatasi hal ini dengan variable
incidence ramp di dalam intake. Serangkaian ramp dikontrol otomatis oleh
komputer untuk meregulasi kecepatan tekanan udara di dalam intake, beradaptasi
terhadap kecepatan dan AoA.
Metode diatas sudah terbukti mampu membuat
fighter menembus kecepatan suara dengan aman. Namun metode diatas butuh banyak
moving parts, sehingga kompleks dan berat.
Diverterless Supersonic Intake
Kemajuan teknologi komputasi membuat CFD
(Computational Flight Dynamics) semakin praktis. Dengan CFD komputer bisa
menghitung perilaku fluida dengan presisi berdasarkan formula Navier-Stokes. Tentu
saja ada penyederhanaan terhadap formula Navier-Stokes murni untuk meringankan
beban kalkulasi dengan akurasi yang masih bisa diterima. Dengan CFD pola aliran
fluida, kecepatan, tekanan, dll disekitar objek 3D apapun bisa diprediksi
dengan akurat dan relatif mudah.
Salah satu hasil dari CFD adalah DSI
(Diverterless Supersonic Intake). Perangkat ini terdiri dari kombinasi hump di
sisi dalam intake dan forward swept intake lip. Secara kasar hump akan membuang
boundary layer melalui sudut intake lip. Hump juga meregulasi tekanan dan
kecepatan udara yang masuk ke dalam intake. Sistem ini terlihat sangat
sederhana, tanpa moving parts sehingga ringan. Masalahnya adalah menemukan
bentuk 3D hump dan intake lip yang ideal, mampu beroperasi di seluruh flight
envelope pesawat. Ada
banyak sekali kemungkinan bentuk yang perlu diuji dengan banyak kondisi
pengujian. Butuh banyak waktu dan biaya kalau hanya mengandalkan model fisik
dan wind tunnel test. Dengan CFD, bentuk yang ingin diuji bisa dibuat secara
virtual, pengujian pun bisa di otomasi dalam software. Banyak konfigurasi bisa
diuji dengan waktu singkat dan biaya relatif murah. Engineer bisa menganalisa
bentuk DSI yang memiliki performa terbaik, lalu diverifikasi dengan wind tunnel
model sebelum flight test.
Lockheed pernah menguji DSI pada sebuah F-16.
DSI terbukti mudah dipasang ke F-16 karena tidak ada moving parts. Hasilnya
memuaskan, sehingga Lockheed memutuskan untuk melengkapi fighter terbaru
mereka, F-35 Lightning dengan DSI. Bentuk DSI juga membantu menyembunyikan
compressor face dari depan, mereduksi RCS frontal.
Selain F-35, ternyata China juga mengaplikasikan DSI pada
fighter ringan terbaru nya, JF-17/FC-1.
Trumpeter 1/72 JF-17/FC-1
Dimensi kotak 25x17x6 cm.
Trumpeter 1/72 FC-1 / JF-17 parts |
Ukuran kotak kit ini termasuk kecil untuk
ukuran fighter 1/72. Tapi kotak kokoh kecil tersebut diisi penuh part plastik
yang dicetak dengan rapi dan tajam. Trumpeter membungkus satu atau dua sprue
dalam kantong pelindung terpisah untuk mencegah kerusakan dalam pengiriman.
Trumpeter 1/72 FC-1 / JF-17 PE fret |
Detail sesungguhnya pada kit kecil ini berasal dari sebuah PE fret besar. Area kokpit mendapat banyak detail PE seperti seat belt dan spion. HUD
direpresentasikan seakurat mungkin dengan lensa proyektor, dua lapis layar HUD,
dan framing dari PE. Sebagian besar PE digunakan untuk exhaust dan afterburner
ring. Perakitannya memang cukup rumit, melibatkan 3 lapis gulungan PE dan
afterburner ring, tapi hasilnya akan terlihat luar biasa. Modeler yang kurang
menyukai PE bisa memilih exhaust dan afterburner ring dari plastik yang jauh
lebih mudah dirakit.
Tersedia masing-masing sepasang rudal PL-5,
PL-9, dan PL-12 yang dicetak rapi. Lalu ada sebuah centerline tank dan sepasang
wing inboard tank. Marking untuk rudal dan pylon disediakan lengkap dalam
bentuk decal.
Overall pabrikan mokit seringkali membuat
kit berkualitas lebih bagus untuk pesawat milik negaranya sendiri. Trumpeter
menjejalkan detail luar bisa banyak pada model light weight fighter China terbaru,
FC-1/JF-17. Kit ini mengandung banyak PE untuk detail ekstra tajam. Recommended
untuk modeler berpengalaman yang ingin merubah kit kompleks ini menjadi model
super detail.
Silahkan kunjungi toko kami www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar