Anda mungkin masih ingat adegan klimaks di
film Top Gun saat F-14A milik Maverick jatuh. F-14A ini jatuh karena kedua
mesinnya mati akibat turbulensi udara dari Tomcat di depannya. Top Gun memang
film fiksi, tapi skenario matinya mesin TF30 memang ada dan merupakan kekahawatiran
terbesar pilot Tomcat. Lemahnya performa mesin TF30 sangat membatasi potensi airframe
Tomcat. Kelemahan ini baru ditangani di versi selanjutnya, yaitu F-14B dan
F-14D. Jika Top Gun difilmkan dengan F-14D, Tony Scott akan pusing memikirkan skenario
jatuhnya Tomcat.
Apakah TF30 yang mentenangai F-14A adalah
mesin yang jelek? Tidak juga. TF30 memang didisain untuk bomber/attacker,
membuat F-111 menjadi salah satu interdictor strike terbaik di dunia. Akan
tetapi TF30 memang tidak didisain untuk fighter. Throttle mesin ini harus
diperlakukan dengan lembut, sementara dalam dogfight sering dibutuhkan
penambahan atau pengurangan tenaga secara mendadak. Intake TF30 juga harus dipasok
udara yang halus dan bersih, sesuatu yang cukup langka dalam manuver AoA tinggi
yang wajar terjadi pada dogfight. Hal ini menyebabkan pilot Tomcat harus
mencurahkan 50% perhatiannya untuk menjaga TF30 tidak mati, hanya tersisa 50%
lagi untuk bertempur.
Solusi masalah ini ternyata cukup
sederhana. Aslinya TF30 hanya mesin sementara untuk Tomcat, warisan dari proyek
F-111B sebelumnya. Sejak awal airframe Tomcat didisain untuk menampung mesin
yang lebih besar dan kuat. Konon kabarnya airframe Tomcat bahkan mampu
menampung mesin supercruise F119 milik F-22 Raptor. Grumman menempuh jalur yang
lebih murah, aman, cepat, dan sederhana, yaitu memasang sepasang mesin F110
yang sudah terbukti handal di F-16. Tentu
saja ada beberapa modifikasi agar F110 bisa dioperasikan dengan baik di lingkungan
maritim. Tapi bisa dibilang tidak ada modifikasi besar yang perlu dilakukan
terhadap airframe F-14. Perbedaan yang terlihat dari luar hanya bentuk nozzle
saja yang menjadi seperti F-16. Tomcat bermesin F110 ini mendapat designasi
baru yaitu F-14B yang kemudian mengalami beberapa improvement lagi menjadi
F-14D.
F110 membuka potensi airframe Tomcat. Dry
thrust mesin ini jauh lebih besar dari TF30, konon kabarnya F-14B/D tidak perlu
afterburner untuk take off dari kapal induk. F110 lebih efisien dan lebih mudah
dimaintain dari TF30, menurunkan biaya operasional dan maintenance hour
sekaligus menambah jangkauan terbang. Dan yang terpenting untuk fighter adalah
throttle F110 bisa dimainkan dengan kasar. Tenaga bisa ditambah atau dikurangi
dengan cepat sesuai kebutuhan saat dogfight. Selain itu F110 bisa menangani
udara turbulen yang umum terjadi dalam manuver AoA tinggi tanpa terlalu rawan
terkena compressor stall.
F-14A mengandalkan radar AWG-9 untuk
mengunci pesawat lawan dari jarak sangat jauh dan mengarahkan beberapa rudal
AIM-54 Phoenix ke sasaran. F-14D menggunakan radar APG-71 yang merupakan
turunan dari AWG-9. Performa modul transmitter-receiver AWG-9 sudah bagus,
tetap dipakai di APG-71. Prosesor analog AWG-9 diganti dengan sistem digital di
APG-71. Sistem pengolahan sinyal digital membuat APG-71 menjadi radar yang cerdas.
APG-71 mampu meredam ground clutter, membuat F-14D mampu beroperasi efektif di
ketinggian rendah yang diperlukan dalam misi air-to-ground. APG-71 juga bisa
dengan cerdas membedakan antara target sebenarnya dengan jamming, menjamin
kompentensi F-14D dalam pertempuran elektronika modern.
Walau APG-71 canggih, fighter yang hanya
mengandalkan radar akan kesulitan dalam pertempuran modern. Masalahnya radar
mendeteksi sasaran dengan memancarkan gelombang radio dan mengevaluasi
pantulannya. Pancaran gelombang ini bisa dideteksi dari jarak yang lebih jauh
dari jarak deteksi radar, membuka posisi fighter bagi musuh. Solusinya F-14D
dilengkapi dengan sensor optik pasif dibawah hidung (chin pod). Ada dua sensor yang di
grup di chin pod ini, salah satunya
adalah IRST (Infra Red Search and Tracking). Konon IRST ini sangat sensitif,
bahkan bisa mendeteksi F-22 dari suhu body nya saja. Walaupun jangkauannya
lebih pendek, sensor aktif tidak mengemisikan gelombang radio. F-14D bisa
mendeteksi musuh dengan senyap.
Sejak awal Grumman mendisain Tomcat sebagai
pesawat multirole. Akan tetapi keterbatasan budget dan adanya pesawat
air-to-ground yang bagus seperti A-4, A-6, dan A-7 membuat peran awal Tomcat
dipersempit menjadi air-to-air saja. Pada F-14B/D peran air-to-ground
dihidupkan kembali. Berbagai bom bisa dibawa dengan drag minimum di pylon
fuselage yang biasa membawa Phoenix .
Targeting pod sekelas LANTIRN bisa dibawa di wing glove pylon, meningkatkan
akurasi serangan secara signifikan.
Walaupun potensi airframe Tomcat telah
dimaksimalkan dengan F110, APG-71, dan berbagai improvement lain, umur fighter
ini tidak panjang. Tomcat dinyatakan terlalu mahal untuk dioperasikan oleh para
petinggi Amerika. Walau masih sangat layak terbang, fighter ini dipensiunkan
dengan keputusan yang kontroversial.
Hobbyboss 1/72 F-14D Super Tomcat
Satu hal yang paling bagus dari kit ini
adalah packaging nya. Hobbyboss mengemas setiap sprue dalam plastik pelindung
tersendiri, mengurangi kemungkinan cacat akibat gesekan antar sprue. Beberapa
part yang halus juga mendapat perlindungan ekstra dengan foam.
Jumlah part di kit ini tidak terlalu besar.
Hobbyboss mengandalkan molded on detail di kit ini. Panel line sudah beraliran
recessed yang tajam dan konsisten. Kualitas cetakan Hobbyboss sudah cukup baik
untuk menghasilkan part yang tajam.
Seperti biasa perakitan dimulai dari
kokpit. Detil di area ini cukup sederhana. Detil instrument dan side panel
disediakan dalam bentuk decal. Bentuk ejection seat juga cukup sederhana. Detil
kokpit ini cukup bagus jika dibuat dalam pose canopy tertutup.
Hobbyboss 1/72 F-14D fuselage |
Hobbyboss 1/72 F-14D wing |
Hobbyboss menyediakan exhaust F110 yang
menjadi ciri khas F-14D dengan baik. Tersedia dua jenis exhaust, konvergen dan
divergen.
Hobbyboss 1/72 F-14D phoenix missile |
Hobbyboss menyediakan tiga pilihan marking.
VF-2 USS Constellation low viz, VF-2 USS Constellation High Viz, dan VF-31 USS
Theodore Roosevelt.
Overall Hobbyboss 1/72 F-14D ini memang
bukan kit super detail. Part count kit yang tidak terlalu banyak memungkinkan
Anda untuk membuat replika F-14D dengan cukup mudah dan cepat. Hasilnya memuaskan berkat detail external yang cukup tajam dan persenjataan
yang lengkap.
Silahkan kunjungi toko kami www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, Terimakasih.
Review Hasegawa 1/72 F-14A bisa Anda baca disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar