Italeri 1/72 F-35A Lightning II |
The Joint Strike Fighter
Saat ini USAF telah memiliki fighter
generasi kelima tercanggih, F-22 Raptor. Kemampuan stealth dan supercruise
Raptor membuatnya mampu mendominasi pertempuran udara. Masalahnya harga Raptor
tidaklah murah. Akan sulit membeli Raptor dalam jumlah cukup untuk semua misi
air to air ataupun air to ground. USAF butuh fighter generasi kelima lain yang
lebih ringan dan murah untuk mengkomplemen Raptor. Karena lebih murah, performa
dibawah Raptor pun masih bisa ditoleransi selama masih layak dikategorikan
sebagai fighter generasi kelima. Kemampuan multi misi, terutama air to ground
juga sangat ditekankan bagi fighter ringan baru ini. Untuk menekan harga,
fighter baru ini direncanakan diproduksi dalam jumlah besar. Agar bisa dijual
dalam jumlah besar, fighter baru ini harus bisa memenuhi requirement USAF, US
NAVY, USMC, dan pasar ekspor. Semua requirement ini dirangkum dalam project
Joint Strike Fighter (JSF).
Beberapa pabrikan berminat mengikuti tender
JSF. Pada akhirnya ada dua disain yang layak untuk masuk ke fase uji terbang,
X-32 dari Boeing dan X-35 dari Lockheed. Setelah melalui proses evaluasi yang
ketat, X-35 dinyatakan sebagai pemenang dan diijinkan untuk masuk fase produksi
dengan designasi F-35 Lightning II. Dalam proses ini Lockheed sangat beruntung bisa
memenangkan tender untuk dua fighter generasi kelima sekaligus, F-22 dan F-35.
Jika dilihat sepintas, layout F-35 cukup
mirip dengan F-22. Keduanya menggunakan sayap trapezoidal, elevator
konvensional, sepasang sirip vertical yang dipasang miring keluar, engine
intake di sisi kokpit, dan internal weapon bay. Kemiripannya berhenti sampai
disitu. Karena lebih ringan, F-35 hanya memakai satu mesin turbofan Pratt and
Whitney F135. F-35 tidak didisain untuk memilki all aspect stealth, sehingga
bentuk nozzle mesin jet ini masih konvensional sirkuler, tidak pipih seperti
F-22, B-2, ataupun F-117. F-35 juga tidak dituntut memiliki performa
supercruise sehebat F-22 sehingga sudut sayapnya tidak setajam F-22. Sudut ini
juga dirancang agar sesuai dengan misi air to ground yang akan lebih banyak
dijalankan F-35.
Biarpun sama-sama membawa senjata secara
internal dalam weapon bay, karakteristik senjata F-35 berbeda dengan F-22. F-22
didisain sebagai penguasa udara, sehingga ukuran weapon bay utamanya didisain
untuk memuat 6 rudal AMRAAM. Ditambah lagi dengan sepasang weapon bay kecil di
sisi intake untuk menyimpan rudal jarak dekat sekelas Sidewinder. Sementara F-35
didisain untuk multi misi, terutama air to ground. Persenjataan air to ground
umumnya lebih besar dari air to air, sehingga F-35 dilengkapi sepasang weapon
bay panjang di sisi bawah pesawat. Ukuran F-35 cukup kecil, sehingga walaupun
panjang weapon bay tadi cukup sempit dan hanya bisa memuat satu bom atau rudal
air to ground yang besar ditambah sebuah rudal air to air AMRAAM.
Walaupun disain dasar F-35 sudah cukup
baik, tetap saja kebutuhan USAF, USMC, dan US NAVY tidak bisa dipenuhi oleh
satu disain yang sama. F-35 pun dibuat dalam tiga varian sesuai kebutuhan
ketiga angkatan tersebut.
Varian pertama adalah F-35A untuk USAF dan
ekspor. Pesawat USAF akan beroperasi dari lapangan terbang yang layak, sehingga
fitur STOVL ataupun landing gear yang diperkuat tidak diperlukan. Hasilnya
pesawat bisa dibuat lebih ringan, sederhana, dan murah.
Varian kedua adalah F-35B untuk USMC. USMC
bertugas merebut garis pantai musuh, diturunkan pertama ke garis terdepan. USMC
hanya punya kapal induk kecil sebagai basis pesawat untuk air support. Setelah
pantai bisa direbut, tugas USMC belum selesai. Pertempuran bisa berlangsung
cepat dan sengit, butuh dukungan udara segera dan sering. Dalam kondisi ini
lapangan terbang yang layak kemungkinan belum ada. Jadi USMC butuh pesawat
berkemampuan STOVL yang bisa beroperasi dari kapal induk kecil ataupun pangkalan
darat seadanya. Solusinya nozzle F-35B bisa ditekuk 90 derajat ke bawah,
menyediakan tenaga untuk terbang vertical. Daya dorong mesin utama ini
diimbangi oleh sebuah mesin kecil yang dipasang vertical di belakang kokpit.
Varian ketiga adalah F-35C untuk US NAVY. Mendarat
di kapal induk bukanlah proses yang halus, bisa dibilang controlled crash.
Landing gear normal tidak akan bertahan lama di kondisi ini. F-35C dilengkapi
landing gear yang diperkuat plus arrestor hook agar bisa take off dan landing normal
dari kapal induk US NAVY. Sayap F-35C juga sedikit berbeda dari varian lain
untuk mempermudah take off landing dari kapal induk. F-35C juga dilengkapi anti
karat yang lebih baik agar berumur panjang di udara laut yang korosif.
Proses pengembangan F-35 tidak lepas dari
berbagai kontroversi. Jika dilihat secara fair, sebagian kontroversi ini
terjadi karena F-35 dibandingkan apple to apple dengan pesawat generasi
sebelumnya seperti F-16 dan A-10. Padahal F-35 didisain dengan paradigma yang jauh
berbeda dengan pendahulunya, sehingga pola operasinya pun harusnya berbeda. Sebagai
contoh F-16 didisain untuk merajai pertempuran udara bermodalkan kelincahan
luar biasa. A-10 didisain untuk menyediakan close air support bermodalkan
persenjataan yang banyak dan kemampuan menyerap kerusakan dari tembakan lawan.
Sementara F-35 tidak selincah F-16, bahkan kalah dogfight jarak dekat melawan
F-16D berkursi dua. Kapasitas gotong senjata F-35 juga jauh dibawah A-10 dan
tidak mampu menahan banyak kerusakan. Lockheed memang tidak mendisain F-35 agar
selincah F-16 ataupun sekuat A-10. F-35 didisain dengan stealth dan sensor yang
canggih sehingga bisa menembak lawan sebelum bisa terdeteksi.
Itulah perbedaan generasi, ada parameter yang
dikorbankan untuk mencapai keunggulan baru. F-35 mengorbankan kelicahan dan
kekuatan untuk mendapatkan stealth, dan secara jujur F-16 pun dulu mengorbankan
kecepatan untuk mendapatkan kelincahan. Apakah disain F-35 sudah tepat? Apakah
F-35 bisa lebih hebat dari F-16 pendahulunya? Apakah F-35 bisa menjalankan
fungsi CAS seperti A-10? Biar waktu yang menjawab.
Italeri 1/72 F-35A Lightning II
Ini adalah kit JSF skala 1/72 ketiga yang
dikeluarkan Italeri. Sebelumnya Italeri sudah merilis X-32 dan X-35 yang cukup
bagus. Kit F-35A ini benar benar cetakan baru, tidak ada parts dari kit JSF
sebelumnya. Ketajaman dan konsistensi detil ini benar-benar layak untuk masuk
kategori new molding.
Italeri 1/72 F-35A Lightning II instruction sheet |
Italeri 1/72 F-35A Lightning II parts |
Plastic parts terdiri dari dua sprue
styrene abu-abu dan satu sprue transparan. Bentuk pesawat stealth macam F-35
memang sederhana. Sebagian besar parts digunakan untuk memperkaya detail
internal seperti mesin, weapons bay, landing gear bay, dan tentu saja cockpit. Selain
itu bisa dibilang hampir tidak ada panel line di pesawat stealth. Semua panel
line ditutup dengan RAM coating. Italeri merepresentasikan RAM coating ini
dengan raised relief. Mungkin raised relief ini terlalu tebal, perlu diamplas secara
hati -hati. Sprue transparan berisi canopy yang cukup tipis dan jernih . Sprue
transparan ini juga mengandung lensa EOTS (Electro Optical Targeting System).
Seperti biasa, assembly dimulai dari
kokpit. Instrument panel pesawat modern seperti F-35 didominasi layar LCD
besar. Oleh karena itu Italeri menyediakan decal sebagai instrument panel. Side
panel juga disediakan dalam bentuk decal. Control stick dan throttle disediakan
dalam parts terpisah untuk detail yang lebih tajam. Ejection seat cukup
sederhana, terdiri dari 4 part. Seat belt disediakan dalam bentuk decal. Canopy
bisa diposisikan terbuka ataupun tertutup. Jika Anda memilih untuk membuka
canopy, Italeri menyediakan detail actuator mechanism yang cukup lengkap.
Sebelum menutup fuselage, anda perlu merakit
mesin F135 terlebih dahulu. Mesin ini cukup sederhana, hanya terdiri dari 5
parts. Walau sederhana, detail relief di mesin ini cukup bagus, apalagi setelah
di cat dengan metode yang tepat. Sayangnya sebagian besar detail mesin ini akan
terkubur di dalam fuselage setelah perakitan. Yang terlihat dari luar hanya
compressor face, turbine face, dan nozzle. Italeri cukup berhasil menangkap
detail unik nozzle F-35.
Flaperon dan rudder bisa diposisikan.
Membuat anda bisa membuat pose yang lebih dinamis dengan kit ini.
Italeri 1/72 F-35A Lightning II weapons bay |
Area paling kaya detail di kit ini adalah
landing gear dan weapon bay. Sisi dalam landing gear bay dan weapon bay
diperkaya detail relief yang cukup sibuk, akan terlihat realistis dengan
pengecatan yang benar. Landing gear tidak polos, tapi diperkaya detail brake
lines yang cukup realistis. Semua pintu landing gear dan weapons bay dicetak
dengan detail yang tajam dan ketebalan yang realistis. Detail actuator semua
pintu tersebut pun diberikan lengkap oleh Italeri.
Italeri 1/72 F-35A Lightning II compressor face |
Italeri menyediakan sepasang GBU-31 JDAM
dan AIM-120 AMRAAM untuk mengisi penuh weapons bay. Body JDAM kaya akan detail
yang tajam. Semua fin AMRAAM mempunyai ketipisan yang konsisten. Semua
persenjataan ini juga dilengkapi dengan marking dalam bentuk decal.
Overall mokit ini memang tidak sempurna.
RAM coating sedikit berlebihan dan perlu sentuhan amplas agar akurat. Kekurangan
tadi dikompensasi Italeri dengan detail nozzle, landing gear, dan weapons bay
yang tajam. Persenjataan disediakan dengan bentuk yang detail dan akurat, lengkap
dengan marking dalam bentuk decal. Dengan perakitan yang tepat kit ini bisa
menjadi replika F-35 yang cukup detail di skala 1/72.
Silahkan kunjungi toko kami, www.rumahmokit.com untuk memiliki mokit ini. Terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar