Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet |
Setiap fighter didisain dengan kelebihan masing-masing, dan
Hornet dirancang dengan tiga kelebihan diatas. Yang pertama adalah reliability,
atau kehandalan. Disain Hornet cukup sederhana. Tidak ada mekanisme swing wing
yang kompleks dan berat. Bahkan air intake nya pun tidak dilengkapi variable
ramp atau mekanisme lain untuk meregulasi udara supersonic seperti fighter
sebelumnya. Konsekuensinya Hornet tidak memiliki kemampuan Mach 2. Sebuah
kelemahan yang diakui sangat membatasi kemampuan untuk mempertahankan gugus
kapal induk dari serbuan massif bomber bersenjata rudal anti kapal supersonic.
Tapi kesederhanaan ini menghasilkan kehandalan. Hornet lebih mudah dirawat
sehingga tingkat kesiapan tempurnya cukup tinggi. Kesiapan tempur tinggi
berarti lebih banyak Hornet bisa dikerahkan dalam satu misi. Mengoptimalkan
jumlah pesawat yang tersedia di kapal induk. Kesederhanaan ini juga berarti
biaya operasional lebih rendah, sesuatu yang sangat berarti di masa pengetatan
anggaran setelah Soviet runtuh.
Resep kedua adalah ergonomi. Hornet didisain untuk melakukan
misi fighter dan attack sekaligus. Satu jenis misi saja sudah sangat kompleks,
apalagi dua. Untungnya kokpit Hornet didisain dengan ergonomis. Fitur seperti
HOTAS memungkinkan pilot mengoperasikan fungsi vital dan bertempur tanpa sering
melepas tangan dari throttle dan stick. Kokpit Hornet dirancang agar satu pilot
bisa menjalankan misi fighter dan attack sekaligus tanpa proses terlalu rumit.
Salah satu bukti ergonomi kokpit Hornet terlihat saat desert storm. Sepasang
Hornet single seater sedang dalam misi bombing. Persenjataan dan settingan
pesawat dioptimalkan untuk misi bombing tapi tetap membawa Sidewinder dan
Sparrow. Lalu AWACS mendeteksi beberapa MiG-21 dan mengarahkan flight Horner
tadi untuk menyergap MiG-21. Dengan mudah, pilot Hornet bisa segera merubah
konfigurasi pesawat seperti radar dan kontrol senjata ke mode air-to-air. Lalu
mereka menetralisir MiG-21 dengan rudal air-to-air tanpa perlu membuang
persenjataan air-to-ground terlebih dahulu. Setelah itu pilot bisa merubah
konfigurasi kembali ke mode air-to-ground dengan sama cepat dan mudahnya untuk
melanjutkan misi bombing.
Resep ketiga adalah kelincahan luar biasa di jarak dekat. Hornet
dilengkapi FBW digital dan LERX besar untuk manuver terkendali di AoA tinggi. Kesaktian
Hornet terlihat saat menjadi lawan uji X-29. Sebagai catatan X-29 adalah
pesawat experimental Forward Swept Wing yang memiliki kelincahan ekstrim di
jarak dekat. Serangkaian pengujian menunjukkan X-29 lebih unggul, tapi hanya
sedikit sekali diatas Hornet. Padahal X-29 memakai sayap eksotis dari bahan
komposit khusus melawan Hornet standar yang diproduksi massal.
Pada akhirnya Hornet tidak punya performa mach 2, tidak
punya radar AWG-9, tidak punya Phoenix .
Tapi Hornet lebih mudah dirawat yang menghasilkan tingkat kesiapan tempur
tinggi. Jangkauan serang Hornet juga tidak sejauh pesawat generasi sebelumnya.
Tapi saat disergap musuh bisa langsung melawan tanpa perlu membuang seluruh
persenjataan air-to-ground nya, dan setelah itu bisa melanjutkan misi
penyerangan kembali. Hornet jelas tidak sempurna, tapi punya berbagai kelebihan
yang bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memenangkan perang.
Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet
Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet parts |
Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet parts 2 |
Cockpit tub dicetak rapi dengan detail raised relief pada
side panel. Detail pada instrument panel terdiri dari raised relief dan decal.
Untuk hasil sempurna mungkin modeler perlu menambahkan seat belt yang dibuat
sendiri atau aftermarket. Jika dirakit dengan benar, akan terlihat realistis
bahkan saat dibuat dengan konfigurasi canopy terbuka. Academy juga menyediakan
detil mekanisme bukaan canopy yang cukup bagus.
Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet landing gear |
Academy 1/72 F/A-18A+ Hornet load out |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar