Tamiya 1/72 F-117 |
Kode F-117 sebenarnya membawa desepsi sendiri bagi musuh.
Pada saat itu Amerika memilki teen-series fighter dengan nomor seri berurut.
Dimulai dari F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon/Viper, YF-17 sebagai
saingan YF-16, F/A-18 Hornet, dan F-20 Tigershark. Ada 14, 15, 16, 17, 18, dan 20, tapi tidak
ada 19. Entah sengaja ataupun tidak, muncul rumor, film, dan bahkan model kit
F-19. Bentuk F-19 digambarkan mulus dengan sirip tegak ganda yang miring
kedalam. Berlawanan dengan F-117 yang kotak-kotak dan sirip tegak ganda miring
keluar. F-19 juga digosipkan sebagai stealth fighter lincah dan supersonic. Berlawanan
dengan F-117 yang hanya bisa terbang subsonic dan jauh dari kata lincah. Desepsi
diatas sepertinya berhasil. Stealth fighter berbentuk mulus, lincah, dan
supersonic memang bisa dibuat, tapi pada F-22 Raptor yang baru masuk masa aktif
belakangan ini. Requirement luar biasa ini terlalu tinggi untuk teknologi tahun
70an. Lawan yang berusaha mendisain stealth fighter dengan spesifikasi setinggi
ini pada masa tersebut akan mengalami kesulitan besar. Amerika dengan cerdas
membuat pesawat khusus untuk menembus pertahan udara lawan tanpa terdeteksi
dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia waktu itu, walaupun dengan
mengorbankan kemampuan manuver dan kecepatan.
F-117 dan pesawat stealth fighter lainnya didisain dari
sebuah teori milik Pyotr Ufimtsef, seorang ahli fisika/matematika Soviet.
Menurut beliau ada bentuk-bentuk tertentu yang mampu membuang gelombang radar
kearah lain, jauh dari sumbernya. Dengan kata lain pesawat bisa didisain dengan
bentuk tertentu agar tidak terdeteksi radar atau stealth. Sayangnya seperti
persamaan gelombang elektromagnetik lainnya, teori stealth tersebut sangat
sulit dihitung untuk menghasilkan objek 3D praktis. Belum lagi pesawat harus
cukup aerodinamis agar bisa terbang efisien dan perlu membawa bahan bakar,
persenjataan, dan perlengkapan lainnya pada titik berat presisi. Jadi saat
Ufimtsef mengeluarkan teori tersebut, tidak ada aplikasi praktisnya. Karena
memang saat itu belum ada teknologi komputasi yang cukup kuat untuk
menyelesaikan persamaan kompleks tersebut pada objek 3D.
Pada tahun 70an saat teknologi komputasi sudah cukup
berkembang, Lockheed melihat kembali teori Ufimtsef untuk menganalisa
kemungkinan pembuatan pesawat stealth. Lockheed kemudian menugaskan ahli
matematika dan komputer untuk bekerjasama membuat program yang bisa membantu disain
bentuk stealth 3D. Dan mereka berhasil. Dengan
bantuan program tersebut Lockheed berhasil membangun beberapa prototype dan
berujung pada F-117. Walau sudah berkembang, teknologi komputasi tahun 70an
tetap belum mampu menghitung bentuk stealth yang mulus seperti F-19. Teknologi
tersebut masih perlu menunggu beberapa tahun lagi untuk direalisasikan menjadi
B-2, YF-22, dan YF-23.
Teknologi komputasi tahun 70an berhasil membuat stealth
fighter dengan bentuk facet, atau kotak kotak. Terlihat seperti pesawat origami
dengan panel-panel segitiga datar yang disatukan dengan sudut tajam. Teori Ufimtsef
terbukti dengan jelas pada F-117. Pesawat ini sebenarnya berukuran besar,
nyaris sebesar F-15, tapi memiliki RCS sangat kecil. Bahkan konon RCS tiang
penyangga untuk pengukuran lebih besar dari model F-117 nya sendiri. Performa
aerodinamis bentuk facet jauh dibawah bentuk mulus. Hasilnya kecepatan dan
kelincahan F-117 jauh dibawah fighter pada umumnya. Untuk terbang lurus pun
F-117 perlu dibantu sistem fly by wire yang memberikan kestabilan terbang bagi
pesawat kotak-kotak ini.
Sistem propulsi F-117 juga dapat sentuhan khusus. Sepasang
air intake dipasang di atas, di samping-belakang kokpit. Posisi ini kemungkinan
dipilih untuk mereduksi RCS. Bisa mengganggu aliran udara ke mesin pada AoA
tinggi, tapi memang F-117 tidak didisain untuk bermanuver layaknya fighter. Air
intake juga ditutup oleh grid khusus untuk menutupi engine compressor face,
salah satu penyumbang RCS terbesar. Nozzle F-117 tidak berbentuk lingkaran
seperti pesawat jet lainnya, tapi dibuat flat, mendatar selebar fuselage. Selain
mereduksi RCS, bentuk exhaust seperti ini juga membantu mengurangi IR
signature. Intake grid dan flat nozzle mereduksi performa mesin jet, sehingga
F-117 tidak mampu menembus kecepatan suara. Hal ini tidak terlalu masalah
karena terbang supersonic meningkatkan IR signature lewat afterburner dan panas
kulit pesawat akibat gesekan udara. Belum lagi sonic boom yang dihasilkan
berpotensi membuka posisi F-117.
Sistem sensor dan persenjataan F-117 dioptimasi untuk serangan
senyap. F-117 membawa persenjataan secara internal di dalam weapons bay tertutup.
Tidak banyak senjata yang bisa dibawa dengan cara ini, hanya ada dua posisi.
F-117 normalnya tidak membawa rudal air-to-air atau kanon untuk pertahanan
diri. Pesawat ini murni mengandalkan stealth. Ketahuan musuh ya sudah, tidak
cukup cepat untuk kabur dan tidak cukup lincah untuk dogfight, Tapi F-117
memiliki RCS sangat rendah, sangat sulit untuk menemukan pesawat hitam ini di
kegelapan malam. Persenjataan paling sesuai untuk F-117 adalah laser guided
bomb (LGB). F-117 dilengkapi dua sensor utama untuk menjatuhkan LGB dengan
presisi, yaitu FLIR dan DLIR. Pertama-tama target diakuisisi oleh FLIR yang
berada di depan kokpit. Pada jarak cukup dekat pandangan FLIR akan terhalang
oleh hidung pesawat, dan informasi target diteruskan ke DLIR yang menghadap ke
bawah. DLIR akan menembakkan laser ke arah target, dan pantulannya akan menjadi
panduan untuk LGB. Dengan cara ini tidak ada suara keras ataupun kilatan
menyilaukan dari peluncuran rudal. LGB dilepas dengan cepat dan senyap,
meluncur akurat ke sasaran yang disinari laser.
Tamiya 1/72 F-117 Nighthawk
F-117 skala 1/72 ini adalah rebox Italeri, jadi fitting dan
detail memang tidak sebaik desain original Tamiya. Tapi kit Italeri yang
di-rebox Tamiya umumnya cukup berkualitas. Kami pernah membuat sendiri kit
rebox seperti F-14, Su-34, Super Hornet, dan Gripen. Semua kit ini tidak
sempurna, tapi proses perakitan cukup menyenangkan dan kami cukup bangga dengan
hasilnya. Tamiya mengemas kit ini dengan kotak bukaan atas yang lebih modeler
friendly. Di sisi samping kotak tersedia daftar cat Tamiya yang harus ada dan
yang opsional untuk detail, cukup membantu modeler pemula. Tamiya juga mencetak
instruction sheet sendiri. Walau dalam bahasa Jepang, tapi ilustrasi yang
disediakan sudah sangat jelas.
Kit ini terdiri dari dua sprue hitam dan satu clear sprue.
Dibungkus rapi dan rapat di dalam satu kantong plastik internal untuk mengurangi
benturan antar sprue pada pengiriman. Seperti kit Italeri pada umumnya, kit ini
memang tidak sempurna, tapi menawarkan beberapa kejutan bagus. Intake mesh
dicetak dalam part terpisah sehingga detail permukaan mesh yang bisa dicetak
pada part ini bisa lebih tajam. Bentuk velg main landing gear juga terlihat
oke. Velg nya dilengkapi lubang untuk spoke, bukan sekedar relief saja,
terlihat benar-benar mirip aslinya.
Kokpit F-117 pada kit ini cukup sederhana tapi lengkap.
Terdiri dari cockpit tub, control stick, dan instrument panel. Detail
instrument panel direpresentasikan dengan raised relief yang akan terlihat
bagus setelah di cat. Canopy dan lensa FLIR-DLIR dicetak bening tanpa gold
tinting. Modeler memiliki kebebasan untuk meramu sendiri warna yang paling
sesuai untuk gold tinting khas F-117. Tersedia
actuator untuk memasang canopy pada posisi terbuka.
Tamiya 1/72 F-117 parts 2 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar