Hobbyboss 1/350 Kursk |
Armada kapal induk nuklir US NAVY punya kekuatan massif.
Puluhan pesawat kombatan tersedia untuk melakukan beragam misi seperti air
superiority, interdiction strike, reconnaissance, dll. Kapal induk nuklir bisa
memproyeksikan kekuatan tidak hanya di laut, tapi jauh ke daratan, jauh kedalam
territorial sebuah negara. Namun Amerika harus membayar sangat mahal untuk
kemampuan ini. Harga kapal induk nuklir sangat mahal, biaya operasional
selangit, dan perlu diawaki ribuan orang. Belum lagi asset strategis tersebut
harus dikawal oleh armada cruiser, destroyer, dan kapal selam.
Uniknya, Soviet sebagai seteru terbesar Amerika tidak
berniat menandingi kehebatan armada kapal induk nuklir US NAVY. Soviet bahkan
tidak punya satupun kapal induk nuklir, hanya dilengkapi beberapa kapal induk
konvensional saja. Sebagai gantinya Soviet mengembangkan berbagai jenis Anti
Ship Cruise Missile (ASCM) raksasa, berukuran lebih besar dari rudal serupa
milik barat karena memang bertujuan untuk melumat kapal induk. Tersedia ASCM untuk
diluncurkan dari bomber, kapal permukaan (bahkan kapal induk Soviet dilengkapi
sederet tabung raksasa peluncur ASCM), dan juga kapal selam.
Oscar II adalah kelas kapal selam Soviet yang dilengkapi
ASCM raksasa untuk melumat kapal induk nuklir. Kapal selam ini dibekali 24
rudal P-700 Granit/SS-N-19 Shipwreck. Granit berukuran besar, tidak bisa
diluncurkan dari tabung torpedo, bahkan tabung tabung torpedo berat 650mm
sekalipun. Rudal raksasa ini dibawa dalam tabung yang dipasang miring di dalam
lambung. Tersedia 12 tabung peluncur di sisi kanan dan kiri, ditutup rapi
dengan 6 pintu besar.
Kapal selam seperti Oscar II beroperasi dengan senyap,
sangat sulit dideteksi, sehingga punya potensi besar sebagai platform peluncur
rudal. Granit bisa diluncurkan saat Oscar II menyelam. Bayangkan rudal raksasa
tiba-tiba muncul dari bawah permukaan laut, dari posisi yang tidak terduga,
meluncur ke targetnya dengan kecepatan supersonic sambil membawa hulu ledak
berat. Jangkauan ASCM termasuk jauh, beberapa ratus kilometer, bayangkan berapa
luas area yang harus dijaga oleh sistem anti kapal selam pengawal kapal induk.
Selain senyap, lambung Oscar II juga dibuat dari campuran baja khusus dengan
magnetic signature sangat rendah, menurunkan efektifitas Magnetic Anomaly Detector
(MAD) secara signifikan. Mungkin itu salah satu penyebab pesawat maritim
terbaru US NAVY, P8 Poseidon, tidak lagi dilengkapi MAD.
Masalahnya kapal selam akan kesulitan untuk mendeteksi
sendiri kapal induk pada jarak optimum ASCM yaitu beberapa ratus km. Proses
pendeteksian semakin sulit karena kapal induk bisa melaju cepat, lebih dari 30
knots. Oscar II memang bisa dibawa ngebut diatas 30 knots, tapi dengan
kecepatan tinggi ini pembacaan sensor semakin sulit dan lebih parahnya lagi
noise yang dihasilkan beresiko membuka posisi kapal selam. Solusinya Oscar II
dibekali kemampuan untuk menerima targeting information dari sistem lain, bisa
dari pesawat intai maritim, satelit RORSAT/EORSAT, atau dari elemen lainnya.
Setiap sistem punya kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pesawat intai maritim
bisa menyediakan informasi akurat secara realtime, namun rawan disergap Tomcat
yang punya supersonic persistence dan rudal jarak jauh Phoenix . Setelah Tomcat pensiun, penerusnya
tidak mewarisi kemampuan ini, pesawat intai maritim Russia mungkin bisa beroperasi
lebih santai. Sementara RORSAT/EORSAT beroperasi di tempat yang aman, hanya
bisa dijangkau dengan rudal ASAT saja. Masalahnya satelit beredar pada orbitnya
dan tidak punya kemampuan untuk segera bergerak ke posisi yang dibutuhkan.
Perlu waktu untuk mendapatkan estimasi posisi dan pergerakan kapal induk.
Informasi yang diberikan ke Oscar II tidak realtime, dengan kecepatan 30 knots
dan manuver tajam posisi kapal induk bisa meleset jauh dari perkiraan.
Pergerakan satelit juga bisa diprediksi, kapal induk bisa mengambil jalur untuk
menghindari deteksi atau mempersulit estimasi pergerakan.
Granit bukan satu-satunya persenjataan Oscar II. Walau
kemampuan manuvernya tidak istimewa, konon Oscar II termasuk sangat senyap.
Kapal selam ini dilengkapi tabung torpedo 533mm dan 650mm untuk jarak dekat.
Selain bisa meluncurkan torpedo berat, tabung 650mm juga bisa meluncurkan rudal
anti kapal jarak dekat.
Kemampuan torpedo berat 650mm tidak bisa dipandang sebelah
mata. Torpedo ini membawa cukup banyak peledak untuk menenggelamkan kapal
induk, dan ironisnya senjata ini pula yang dicurigai menenggelamkan salah satu
Oscar II, K-141 Kursk. Oscar II termasuk system senjata inti yang dipelihara
dengan cukup baik oleh Russia setelah Soviet runtuh, dan Kursk adalah salah
satu dari sedikit kapal yang diperbolehkan membawa rudal/torpedo aktif saat
latihan di laut Barents. Bencana dimulai saat Kursk bersiap menembakkan torpedo 650mm.
Torpedo yang ditembakkan adalah untuk latihan, tidak dilengkapi warhead, tapi
dilengkapi propelan agar bisa meluncur seperti torpedo aktif. Nahas bagi
seluruh awak Kursk ,
propelan hydrogen peroxide merembes keluar dan meledak. Ada beberapa teori penyebab bocornya propelan
tadi, bisa karena kualitas produksi torpedio latihan yang dibawah torpedo
aktif, handling saat loading, ataupun awak yang belum terbiasa mengoperasikan
torpedo baru. Ledakan pertama tadi cukup besar untuk memicu warhead torpedo
aktif lain yang dibawa kursk .
Menghasilkan ledakan kedua yang jauh lebih besar sampai terbaca di sensor
seismik Eropa utara dan Alaska .
Sebagian besar awak Kursk
gugur dalam ledakan tersebut. Sebagian kecil berhasil bertahan di kompartemen
belakang, tapi mereka gagal diselamatkan. Tragedi ini seharusnya mengingatkan
kembali tentang bahaya operasi kapal selam, dan prosedur lebih baik perlu
diterapkan untuk mencegah bencana serupa.
Hobbyboss 1/350
K-141 Kursk
Hobbyboss 1/350 Kursk hull |
Hobbyboss 1/350 Kursk open missile hatch |
Kit ini termasuk
kompleks untuk ukuran kapal selam. Sebagian besar kompleksitas berasal dari
missile hatch yang bisa dibuka. Didalamnya tersedia seluruh 24 missile tube.
Setiap tabung dilengkapi dengan rudal dan pintu masing-masing. Selain itu di
dalam sprue ada satu rudal yang mirip MiG-21, mungkin Brahmos atau rudal lain,
tidak disebutkan dalam instruction, tapi mungkin bisa dimanfaatkan untuk
memperkaya diorama. Missile hatch dicetak salam satu part, mempermudah modeler
yang ingin membuat Kursk dalam konfigurasi clean. Tapi setiap hatch bisa
dipotong dengan mudah untuk membuka semua tabung rudal atau hatch tertentu
saja.
Hobbyboss 1/350 Kursk missiles |
Selain opsi
missile hatch terbuka diatas, kit ini juga dilengkapi opsi “biasa” kapal selam.
Setiap mast dicetak terpisah, modeler bisa memilih konfigurasi extended mast
yang sesuai, atau bahkan menyimpan semua mast dan menutup bagian atas sail
dengan satu part yang detil. Semua control plane dicetak dalam part terpisah,
memperluas opsi pembuatan pose dinamis kapal selam ini. Tersedia part untuk
membuat hydroplane dalam posisi tersimpan atau deployed. Hobbyboss menyediakan
screw dari PE untuk detail tajam. Namun Hobbyboss juga menyediakan alternatif
screw plastik karena tidak semua modeler menyukai PE.
Hobbyboss 1/350 Kursk PE |
Berbagai opsi
seperti missile hatch, control plane terpisah, dan mast terpisah memperluas
pilihan untuk membuat pose dinamis Kursk, tergantung imajinasi setiap modeler.
Selain itu Hobbyboss juga menyediakan pilihan mudah untuk menyimpan semua
detail tadi dan membuat Kursk dalam pose senyap nya. Hobbyboss juga menyediakan
PE nameplate K-141 Kursk sebagai sentuhan akhir bagus untuk full hull stand atau
waterline diorama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar