Teknologi kapal selam Jerman adalah salah satu yang terbaik
di dunia. Pada perang dunia II Jerman nyaris mengalahkan Inggris dengan
blockade U-Boat. Sebagai negara yang kalah dalam perang dunia II, Jerman
mungkin tahu diri untuk tidak menggunakan senjata nuklir. Untuk urusan kapal
selam pun seperti itu. Pada saat negara maju lain seperti Amerika , Russia ,
Inggris, dan Prancis menggunakan propulsi nuklir untuk kapal selamnya, Jerman
memilih menggunakan propulsi konvensional.
Type 212 adalah kelas kapal selam andalan Jerman ssat ini.
Type ini berpropulsi konvensional dan berukuran jauh lebih kecil dari kapal
selam nuklir, tapi jangan anggap remeh, bukan Jerman namanya kalau tidak
menghasilkan teknologi nomor wahid.
Propulsi nuklir pada kapal selam mampu menghasilkan jarak
jangkau yang praktis tak hingga. Kapal selam dapat berada di bawah air hingga
tahunan lamanya. Bahkan bisa dipacu dibawah air dengan kecepatan maksimal terus
menerus tanpa kawatir kehabisan bahan bakar. Batasnya hanya suplai untuk
awaknya saja. Hal ini sangat menguntungkan karena kapal selam rawan dideteksi
dan dihancurkan saat berlayar di permukaan. Kapal jenis ini ideal untuk merajai
samudra yang luas dan dalam.
Propulsi nuklir ini mempunyai beberapa kelemahan. Yang
pertama adalah implikasi politik dari penggunaan tenaga nuklir. Negara seperti
Amerika tentu saja tidak akan senang propulsi nuklir dipakai oleh negara lain,
sehingga berbagai cara pun dilakukan untuk mencegahnya. Pada akhirnya sangat
sulit untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Kalaupun bisa
membeli/membuatnya, teknologi propulsi nuklir sangat mahal. Hanya negara dengan
anggaran persenjataan fantastis yang mampu memilikinya. Yang terakhir adalah
masalah ukuran. Reaktor nuklir dan sistem pendinginnya berukuran cukup besar,
sehingga kapal selam pembawanya pun harus berukuran besar. Dilihat dari satu
sisi, ini adalah hal yang positif. Ukuran besar berarti suplai, sensor, dan
persenjataan yang dibawa pun bisa lebih banyak. Tapi di sisi lain ukuran besar
ini bisa membatasi maneuver di perairan dangkal dan sempit. Permasalahan ini menjadi
lebih signifikan karena pola pertempuran laut modern yang bergeser dari blue
water ke brown water.
Berbeda dengan kapal selam nuklir, implikasi politik dari
kapal selam konvensional tidak terlalu besar (tetap ada, karena kapal selam
adalah senjata yang sangat efektif). Selain itu harganya juga lebih murah dari
kapal selam nuklir. Kapal selam konvensional, terutama Type 212 juga berukuran
jauh lebih kecil dari kapal selam nuklir. Hal ini akan meningkatkan
efektifitasnya di perairan dangkal dan sempit.
Kapal selam konvensional umumnya memilki kombinasi propulsi
diesel-elektrik. Tenaga baterai digunakan untuk menggerakkan motor listrik saat
menyelam. Moving part di mode ini sangat minimum. Sehingga emisi suara yang
dihasilkan sangat minim, bahkan lebih kecil dari kapal selam nuklir. Sayangnya
baterai hanya mampu bertahan beberapa hari saja. Jika baterai menipis, kapal
selam harus berlayar di permukaan/periscope depth dengan tenaga diesel sambil
mengisi baterai. Pada mode ini kapal selam berada di titik rawan. Mesin diesel
bersuara cukup keras, rawan dideteksi sonar pasif musuh. Kapal selam pun rawan
dideteksi secara visual atau lewat radar permukaan. Dalam kondisi damai pun hal
ini bisa menjadi masalah. Di permukaan, kapal selam terpengaruh oleh gelombang
laut, menjadikan perjalanan di kapal tidak nyaman.
Type 212 mengatasi kelemahan ini dengan tipe propulsi
ketiga, yaitu AIP (Air Independent Propulsion). AIP mereaksikan Hydrogen dan Oxygen dalam
membrane untuk menghasilkan listrik. Listrik kemudian digunakan untuk mendrive
permasyn electric motor. Tidak ada moving parts dalam reaksi Hydrogen dan
Oxygen sehingga emisi suara minimum. Proses reaksi menghasilkan sedkit panas, ehingga
tidak perlu sistem pendingin besar seperti di kapal selam nuklir. Sistem propulsi
ini mampu membuat Type 212 menyelam selama tiga minggu, cukup untuk perjalanan
trans atlantik. Sangat mengurangi waktu kapal selam harus menggunakan mesin
diesel. Mengurangi kerawanan kapal selam secara signifikan.
Otomatisasi di kapal ini juga sangat baik, sehingga hanya
butuh sedikit awak. Awak yang sedikit dan interior layout yang baik
menghasilkan akomodasi awak yang baik. Setiap awak punya tempat tidur sendiri.
Tidak ada lagi hot bunk di Type 212. Hal ini mengurangi kelelahan awak dan
meningkatkan efektifitasnya. Awak yang ekektif menghasilkan kapal selam yang
efektif.
Type 212 mampu membawa berbagai jenis torpedo dan ranjau
laut. Selain itu pasukan khusus dapat di deploy via torpedo tube.
Ancaman terbesar bagi kapal selam adalah helicopter ASW.
Type 212 mengatasi ancaman ini dengan rudal IDAS (Interactive Defence and Attack System for Submarines). Rudal
ini dikembangkan dari IRIS-T. Rudal ini bisa diluncurkan dari tabung torpedo,
lalu pada jarak yang aman menyalakan roketnya untuk terbang ke sasaran. Hal ini
meminimalisasi kemungkinan posisi kapal selam terbaca pada saat meluncurkan
IDAS. Rudal ini dikontrol via kabel fiber optic. Selain sinyal kontrol, kabel
ini juga mentrasnmisikan image infra red dari sensor rudal. Awak Type 212 bisa
mengontrol dengan presisi arah rudal berdasarkan image ini. Sistem ini sangat
presisi, sehingga IDAS hanya dilengkapi hulu ledak kecil. Cukup untuk
menghancurkan heli ASW tanpa collateral damage berlebihan.
Model kit kapal selam ini tersedia di skala 1/350 oleh Hobby
boss. Sebagaimana kapal aslinya, model kit ini juga berukuran sangat kecil.
Kotaknya bahkan berukuran lebih kecil dari Typhoon skala 1/700.
Hull |
Type 212 memiliki beberapa mast. Setiap mast
direpresentasikan dengan part terpisah. Mast ini dapat diposisikan stowed atau
deployed. Sehingga anda dapat membuat model Type 212 sedang menyelam atau di
permukaan.
Kapal selam modern berbentuk sederhana. Part count di mokit
ini juga minimum. Detail part disini cukup tajam untuk skala 1/350.
Type 212 memiliki 2 jenis propeller, 6 atau 7 blade.
Keduanya disediakan oleh Hobby boss dalam bentuk plastic dan photo etched. Part
plastic memiliki bentuk 3D yang baik, dan part PE sangat tipis.
PE parts juga tersedia untuk kabel pelindung
propeller. Selain itu juga ada splash guard di conning tower dari PE.PE Fret |
Overall Mokit Type 212 ini bukanlah mokit rumit dengan part count tinggi. Tantangan yang disedikan disini adalah part cleanup untuk plastic parts yang halus. Selain itu pemasangan PE parts yang berukuran mungil juga cukup menantang. Jika dibuat dengan benar dan diberi weathering yang tepat, anda bisa mendapatkan replica akurat dari salah satu kapal selam konvensional (non nuklir) terbaik di zaman ini. Ukuran yang kecil juga point plus tersendiri, cocok bagi yang memiliki lemari display kecil (seperti saya hehehe). Atau bisa dipajang di meja kerja anda, ukuran kecil tidak mengganggu, sementara detail maksimal menjadi pemandangan yang enak dilihat di meja anda.
Tersedia di Rumah Mokit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar