Trumpeter 1/350 Type 23 Frigate |
Frigate Type 23 adalah kapal kombatan kecil
yang dijejali segudang senjata. Dari halauan ke buritan dipenuhi meriam 4.5in,
array VLS Sea Wolf, 2x4 Harpoon launcher, beragam kaliber senapan mesin, dan
Stingray torpedo launcher. Di belakang juga tersedia hangar dan helipad untuk mengoperasikan
sebuah heli maritim bersenjata torpedo dan rudal. Semua sistem senjata tersebut
bisa menghantam target dari jauh dengan akurat berkat serangkaian radar dan
sonar terbaru. Hasilnya Type 23 adalah kapal multi-misi yang mampu menghadapi
ancaman bawah air, permukaan, dan udara.
Walau mampu melakoni berbagai jenis misi, fungsi
utama Type 23 adalah menghadapi kapal selam. Inggris sepertinya cukup serius
menangani ancaman tersebut mengingat negara ini pernah nyaris bertekuk lutut
oleh blokade U boat. Di era perang dingin kapal selam Soviet yang melintasi
GIUK gap (Greenland, Iceland, United Kingdom) adalah ancaman serius bagi blok
barat. Bahkan di era modern frigate anti kapal selam tetap punya peranan vital
untuk mengawal Type 45 Destroyer yang hanya memiliki kemampuan anti kapal selam
terbatas. Selain itu kapal induk raksasa terbaru RN, HMS Queen Elizabeth adalah
asset strategis yang butuh proteksi dari ancaman bawah air.
Metode pertempuran anti kapal selam modern
berbeda dengan WWII. Serangan massif dengan depth charges diragukan
efektifitasnya untuk menghadapi kapal selam modern yang semakin senyap dan lethal.
Metode modern mengandalkan deteksi akurat (diutamakan sensor pasif) dan
eksekusi dengan torpedo pintar.
Type 23 dilengkapi 3 sensor utama untuk
mendeteksi posisi kapal selam dengan akurat dari jarak aman. Sensor bawah air
pertama adalah bow sonar. Sensor ini terintegrasi dengan hull sehingga selalu
siap dipakai dalam kondisi apapun. Masalahnya penerimaan suara terganggu oleh
noise dari kapal sendiri. Selain itu posisi menempel mati di lambung
mempersulit pembacaan suara dari bawah lapisan thermal.
Sensor kedua adalah towed sonar, berupa
array panjang serangkaian elemen sonar yang ditarik dibelakang kapal. Sistem ini
memang lebih repot dipakai, harus diulur dulu agar bisa digunakan, proses yang
cukup memakan waktu. Setelah diulur, kecepatan dan manuver kapal harus dibatasi
agar tidak merusak towed sonar. Namun setelah siap beroperasi towed sonar
adalah sensor bawah laut yang sangat efektif. Elemen sonar ditarik cukup jauh
dibelakang, tidak terlalu terganggu noise dari kapal pembawanya. Sensor suara
tidak hanya satu, tapi serangkaian sensor yang tersebar cukup jauh, mempertajam
akurasi sonar pasif. Type 23 bisa membaca posisi kapal selam dari jauh dengan
akurat tanpa perlu menggunakan mode aktif yang membuka posisi sendiri. Konon
elemen sensor towed sonar bisa diposisikan dibawah lapisan thermal,
mempersempit tempat persembuyian kapal selam secara signifikan.
Sensor ketiga adalah helikopter anti kapal
selam yang bisa dibawa dengan aman di hangar kapal. Seperti towed sonar, heli
AKS juga butuh waktu dan persiapan untuk digelar. Namun setelah siap, heli bisa
terbang jauh dan cepat ke area yang ingin diamankan. Disana heli AKS dilengkapi
berbagai sensor tergantung dari tipenya, seperti sonobuoy, dip sonar, radar,
dan bahkan visual (kalau kata orang kita DarTo: Radar Moto). Jika dioperasikan
dengan sinkron, ketiga sistem sensor ini bisa meng-cover area yang sangat luas,
membatasi ruang gerak kapal selam dengan signifikan.
Kapal selam yang terdeteksi bisa
dinetralisir dengan torpedo Stingray bawaan heli AKS atau diluncurkan langsung
dari kapal. Heli AKS bisa men-drop stingray di posisi yang jauh dengan cepat,
tapi butuh waktu untuk mempersiapkan heli. Selain itu tingkat kesiapan heli
tidak mungkin 100%, pasti ada waktu dimana heli tidak bisa diterbangkan. Celah
ini ditutup dengan kemampuan Type 23 meluncurkan torpedo langsung dari kapal
kapanpun dibutuhkan. Sayangnya jangkauan torpedo yang diluncurkan dengan cara
ini terhitung pendek. Kemampuan untuk menetralisir kapal selam Type 23 akan
ideal jika ditambah dengan sistem torpedo terbang seperti ASROC milik AS.
Pada awalnya Type 23 didisain sebagai frigate
anti kapal selam ringan, tanpa kemampuan bertahan dari serangan udara. Air
defense direncanakan disediakan kapal lain. Untungnya Inggris belajar dari
pengalaman pahit perang Falkland . Dalam perang
ini Royal NAVY menderita kerugian signifikan akibat serangan rudal Exocet dan
bom konvensional oleh Skyhawk terbang rendah. Kesimpulannya Type 23 harus dibekali
sistem pertahanan udara memadai. Type 23 mungkin tidak perlu rudal Sea Dart
yang mampu mengcover area luas. Sistem radar dan peluncur Sea Dart akan terlalu
besar dan berat untuk sebuah fregat. Rudal yang lebih tepat untuk Type 23 adalah
Sea Wolf untuk pertahanan jarak dekat. Akurasi rudal ini konon sudah cukup
untuk mencegat rudal anti kapal. Sea Wolf sebenarnya sudah dipakai oleh fregat
type 22, tapi menggunakan peluncur konvensional. Masalahnya dengan peluncur
konvensional arah peluncuran rudal terbatas, bisa terhalang superstructure. Type
23 menggunakan sistem VLS untuk Seawolf. Seluruh 32 rudal siap untuk
ditembakkan saat ancaman datang. Sea Wolf melesat vertikal keatas lalu
menyesuaikan lintasan kearah target tanpa terhalang superstructure. Seawolf
adalah rudal jarak dekat, sehingga sistem radar yang dibutuhkan tidak terlalu
besar untuk dibawa fregat. Type 23 belakangan di lengkapi radar Artisan 3D yang
lebih canggih. Rudal Sea Wolf juga akan diganti dengan rudal CAMM atau Sea Ceptor yang lebih baru dan canggih.
Selain mampu menghadapi ancaman dari udara
dan bawah laut, Type 23 juga sangat mampu menghadapi kapal permukaan. Untuk
jarak dekat, kapal ini dilengkapi sepucuk meriam 4.5in dengan rate of fire
tinggi. Untuk jarak yang lebih jauh tersedia 8 rudal Harpoon dalam dua buah
quad launcher. 8 Harpoon memang terlihat sedikit dibandingkan jumlah rudal anti
kapal yang biasa dibawa oleh kapal blok timur. Namun jumlah ini sama dengan
yang dibawa destroyer Type 45 atau Alreigh Burke yang berukuran jauh lebih
besar dari Type 23.
Trumpeter 1/35 Type 23 Frigate
Trumpeter 1/350 Type 23 hull |
Type 23 adalah kapal kecil tapi dijejali
segudang persenjataan dan sensor. Uniknya kit ini justru dibangun dari lambung
yang polos. Dek nyaris polos dengan surface detail minimum, tidak ada
superstructure sama sekali. Lambung kapal dicetak utuh dalam satu part polos.
Sonar dome, strakes, beberapa sirip, rudder, dan propeller assembly dicetak terpisah.
Breakdown seperti ini bisa meminimalisasi seam panjang dan memungkinkan
pencetakan detail lebih tajam.
Trumpeter 1/350 Type 23 parts 1 |
Trumpeter 1/350 Type 23 parts 2 |
Trumpeter 1/350 Type 23 VLS Array |
Trumpeter menyediakan banyak part yang
dicetak tajam untuk detail lengkap Type 23. Array VLS dan Harpoon launcher
terlihat rapi dan detail. Detail antenna dan railing pada mast direpresentasikan
dengan sangat baik, didukung sejumlah PE. Tersedia sebuah heli Merlin untuk
mengisi dek belakang. Merlin dicetak dengan clear parts untuk mempermudah
simulasi canopy. Seperti biasa ada pilihan untuk rotor siap terbang atau
terlipat.
Trumpeter 1/350 Type 23 Harpoon |
Trumpeter 1/350 Type 23 propeller detail |
Trumpeter 1/350 Type 23 PE fret |
Trumpeter 1/350 Type 23 Merlin |
Overall Trumpeter terlihat cukup sukses
menangkap detail salah satu kapal terpenting Royal NAVY modern. Breakdown kit
ini mungkin sedikit unik, tapi membuka peluang waterline diorama yang cukup
unik berkat hull yang dicetak polos. Sangat recommended untuk modeler kapal
modern.
Silahkan kunjungi toko kami www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar